Minggu, 5 Oktober 2025

Rupiah Loyo, Harga Barang Elektronik di Kota Bekasi Mulai Merangkak Naik Hingga Rp 200.000

Sejumlah pemilik toko elektronik mengeluhkan sepi pembeli pasca-melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Editor: Choirul Arifin
WARTA KOTA/MUHAMAD AZZAM
Penjualan barang elektronik di Pasar Proyek, Kota Bekasi terlihat sepi, Kamis (6/9/2018). 

Laporan Reporter Warta Kota, Muhammad Azzam

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS)  per hari ini, Kamis (6/9/2018), mencapai Rp 14.992.

Meskipun tidak separah beberapa hari lalu yang mencapai angka Rp 15.000, namun berdampak melemahnya rupiah terhadap dollar terus dirasakan berbagai sektor, termasuk harga jual di sektor elektronik.

Seperti di pusat penjualan produk elektronik di Pasar Proyek, Jalan Insinyur Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Sejumlah pemilik toko elektronik mengeluhkan sepi pembeli pasca-melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Pelanggan pasti lesu, sejak dua hari lalu yang ramai dollar AS tinggi toko sepi," ujar Ronny (50), pemilik Toko Abadi Elekronik, saat ditemui di Pusat Elektrokin Pasar Proyek Kota Bekasi, Kamis (6/9/2018).

Ronny mengatakan, penurunan pembeli mencapai 50 persen sebelum nilai tukar rupiah melemah.

"Ya waktu belum sampai Rp 15.000, yang beli masih bisa 5-6 barang keluar. Kalau sekarang paling 1-2 barang saja," katanya.

Baca: Rupiah Makin Loyo, Sandiaga Uno: Yang Terjadi Sekarang Adalah Krisis Kepercayaan

Ronny mengungkapkan, penurunan diakibatkan harga elektronik yang ikut naik mengikuti harga dollar AS. Kenaikan mulai Rp 50.000-Rp 200.000 per barang.

"Barang elektronik ini kan impor jadi ya ikutin harga dollar AS. Kita mau pakai harga lama enggak bisa karena ikuti lagi kenaikan kurs dollar AS," ucapnya.

Ronny meminta agar rupiah bisa kembali menguat dan tidak berlarut terlalu lama.

"Kita pedagang si maunya rupiah bisa minimal Rp 14.000 lagi. Masih lumayan banyak kalau rupiah segitu. Ini kalau Rp 15.000 ribu, bisa turun pembelinya," kata Ronny.

"Soalnya kan elektronik bukan kebutuhan primer. Pembeli banyak urungkan niat beli elektronik," ucapnya lagi.

Pemilik Toko Elektronik lainnya, Wijaya (47) juga mengalami penurunan jumlah penjualan barang-barang elektroniknhya.

Bahkan, selama dua hari terakhir ini, tidak ada yang membeli produk elektronik di tokonya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved