Selasa, 30 September 2025

Kisah Pemulung Lahirkan di Gerobak, Sang Ibu Depresi Banyak yang Ingin Beli Bayinya

Sanudin (36) kebingungan saat istrinya Rosidah (35) tiba waktunya untuk melahirkan. Sang bayi pun lahir di gerobak.

Warta Kota/Hamdi Putra
Rosida dan Sanudin serta bayi laki-laki mereka di rumah kontrakan, sebelum dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat. 

Lalu, ia minta tolong temannya, pegawai Sudinsos untuk meminta bantuan.

"Mak Yoyo ngasih saya nomor Pak Ridwan, lalu saya hubungi beliau," kata Eneng.

Kamis pagi (08/02), Eneng dan beberapa warga setempat bertemu dengan Ridwan, Satuan Pelaksana
Sosial Kecamatan Grogol Petamburan, di Pos RW 07.

"Beliau telpon sana sini, akhirnya orang Sudinsos datang, ada enam orang," ujar Eneng.

Sekitar pukul 10.30 WIB, Kamis (08/02), Rosidah, Sanudin dan bayinya dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat.

Sanudin lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada tanggal 7 Januari 1982.

Tahun 1998, ia nekat merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai pemulung.

Tahun 2001, ia dinyatakan mengidap penyakit gula, hingga beberapa jari kakinya membusuk.

"Jempol dan telunjuk kaki kiri sama telunjuk kaki kanan. Saya potong sendiri pakai pisau," ujar Sanudin.

Tahun 2013 ia menikahi Rosidah, wanita yang seprofesi dengannya.

"Dia mulung juga. Kami satu bos," jelas Sanudin.

Menurut Sanudin, Rosidah merupakan warga asli Kebon Pisang, Jelambar, Jakarta Barat.

Rosidah memiliki saudara tiri bernama Nining yang merupakan warga Jelambar.

Sedangkan Sanudin memiliki kakak perempuan di Karawang, Jawa Barat, yang bernama Ruwenah.

"Kakak saya ikut suaminya ke Karawang, punya anak tiga," terang Sanudin.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved