Minggu, 5 Oktober 2025

Insiden Crane Roboh

Dua Hari Terakhir Nia Masak Nasi Selalu Basi, Ternyata Keponakannya Jadi Korban Crane Roboh

Nia terus menitikkan air mata setelah melihat satu dari empat jenazah di RS Polri Jakarta Timur merupakan keponakannya, Deni Prasetyo (25).

Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Harian Warta Kota/Henry Lopulalan
SANTUNAN BPJS - Direktur Pelayanan?BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif (pakai topi) berbicang dengan kerabat korban Dani Prasetyo (25) korban jatuhnya creen di RS Bhayangkara Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu, (4/2/2018). BPJS Ketenagakerjaan menyiapkan santunancsebesar Rp. 123.000.000 perkorban dari empat korban tewas jatuhnya crane di lokasi proyek double track rel kereta api di Jatinegara. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nia (42) terus menitikkan air mata setelah melihat satu dari empat jenazah di RS Polri Jakarta Timur pada Minggu (4/2/2018) sore, merupakan keponakannya, Deni Prasetyo (25).

Dia adalah satu dari empat pekerja yang tewas dalam kecelakaan patahnya crane proyek rel ganda atau double track kereta api di Matraman, Jatinegara, Jaktim, pada Minggu pagi.

Nia mengaku mendapat firasat kurang baik sebelum keponakannya itu tewas akibat tertimpa patahan alat berat crane di tempat kerjanya.

Ia menceritakan, nasi hasil masakannya dengan penanak nasi listrik atau rice cooker selalu basi selama dua hari terakhir sebelum kejadian naas menimpa Deni. Padahal, nasi tersebut belum lama masak.

"Saya udah dua hari masak nasi basi terus. Padahal masak abis magrib, Isya udah basi. Bau, bau semua. Nggak bisa dimakan. Serius," kata Nia saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati.

Penampakan bantalan crane double double track Manggarai-Jatinegara yang roboh, Minggu (4/2/2018) pagi. WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO
Penampakan bantalan crane double double track Manggarai-Jatinegara yang roboh, Minggu (4/2/2018) pagi. WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO (Warta Kota/Joko Supriyanto)

Baca: Kronologis Meninggalnya Pria dan Wanita dalam Mobil di Kawasan Kawah Sikidang Dieng

Nia penasaran. Ia kembali memasak nasi dengan menggunakan penanak nasi tradisional dan alat kukus. Lagi, nasi hasil masakannya basi.

"Heran juga saya. Padahal saya masak dengan beras bagus, harga Rp 14 ribuan," ujarnya.

Nia terus menitikkan air mata saat menceritakan tentang sosok Deni semasa hidup. Menurutnya, Deni merupakan anak yang baik dan terbilang pendiam.

"Terakhir ketemu dua bulan yang lalu, waktu kondangan saudara juga. Memang anaknya diam, jarang main. Dan keluarga besar tidak tahu kalau dia ternyata kerja konstruksi seperti itu. Kami tahunya dia kerja di rumah sakit," kata Nia.

Rencananya, Nia dan keluarganya akan membawa jenazah Deni untuk dimakamkan di kampungnya di Purwerojo, Jawa Tengah.

Korban insiden jatuhnya crane di jatinegara diserahkan ke keluarga
Korban insiden jatuhnya crane di jatinegara diserahkan ke keluarga (Tribunnews.com / Gita Irawan)

Santuan BPJS Rp 123 Juta
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Krishna Syarif mengatakan ahli waris dari keempat orang pekerja tersebut akan mendapat santunan kematian masing-masing sebesar Rp 123 juta.

"Khususnya untuk empat yang meninggal itu mendapatkan santunan macam-macam. Santunan kematian sebesar 48 kali upah dengan total manfaat kepada setiap pekerja sebesar Rp 123 juta. Itu dengan dasar upah hariannya adalah Rp 80 ribu per hari," kata Khrisna usai mendatangi para korban tewas di RS Polri, Kramat Jati.

Baca: Ketika Istri Zumi Zola Galau: Maaf Keluarga Kami Sudah Kaya dari Kakek Kami

Ia juga menyayangkan kecelakaan tersebut justru terjadi pada saat pelaksanaan "Bulan K3 Nasional".

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugiharto, menerangkan pihak kontraktor PT Hutama Karya (Persero) juga akan memberikan santunan kepada ahli waris keempat korban sebesar Rp 25 juta untuk masing-masing.

"Ini untuk korban sebesar Rp 25 juta, perorang tentu bukan nilai santunan karena apapun juga tidak tergantikan nyawa manusia," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa Komite Keselamatan Kerja Konstruksi (K4) telah mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait, seperti PT Hutama Karya, Kementerian PUPR, dan Balai Teknik Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Mereka akan melakukan penelitian dan evaluasi mendalam untuk mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut sehingga tidak terulang kembali.

"Mulai besok (hari ini), komite keselamatan konstruksi akan melajukan observasi di lapangan untuk mengetahui penyebab kecelakan kerja tersebut dari aspek konstruksi dan pelaksananya sehingga hal-hal ini tidak terulang dikemudian hari," jelasnya. (Tribun Network/Gia Irawan/coz)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved