Korban Biro Perjalanan Haji Plus Berkedok Investasi Lapor ke Bareskrim
Mereka melapor karena tidak kunjung diberangkatkan sejak 2014. Menurut kuasa hukum korban, jamaah yang tidak diberangkatkan sekitar 700 orang.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa jamaah korban biro perjalanan umroh dan haji berkedok investasi, PT H2O (Hidayah Hasyid Oetama), melapor ke kantor Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).
Mereka melapor karena tidak kunjung diberangkatkan sejak 2014. Menurut kuasa hukum korban, jamaah yang tidak diberangkatkan sekitar 700 orang.
"Yang jadi korban sekitar 700, tapi yang memberi kuasa kepada saya 285 orang. Rata-rata dari jamaah seluruh Indonesia tapi yang datang dari Jabodetabek," ujar kuasa hukum korban, Septi Indiah Rahayu, kepada Tribunnews.com di Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).
Menurut Septi, H2O ini beroperasi sejak 2012, dan menawarkan promo murah dengan skema investasi.
Investasi tersebut menawarkan jamaah dengan biaya investasi untuk ongkos haji plus hanya dengan Rp 50 juta dan umroh Rp 4 juta.
"Di 2013 mereka berhasil memberangkatkan 18 orang, dan itu jadi magnet bagi yang lain," jelas Septi.
H2O akhirnya berhasil mendapatkan jamaah sekitar 500 orang untuk umroh dan 200 orang untuk haji plus.
Namun sampai jatuh tempo pada rentang waktu 2014 hingga 2016 tidak ada yang diberangkatkan.