Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilgub DKI Jakarta

Ini Sosok dan Sepakterjang Gubernur Legendaris DKI yang Berjasa Mengubah Jadi Kota Metropolitan

Hari ini, Rabu (15/2/2017), Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) menentukan gubernur dan wakil gubernur

Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Ini Sosok dan Sepakterjang Gubernur Legendaris DKI yang Berjasa Mengubah Jadi Kota Metropolitan
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Pengendara melintas di depan lukisan kota (mural) dan kutipan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Selatan, Rabu (31/10/2012). Tema mural tentang sebuah kritikan untuk semua para pemimpin dinegeri ini yang harus tahan mental menghadapi banyaknya kritikan dari berbagai elemen masyarakat. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Ia juga sempat memberikan perhatian kepada kehidupan para artis lanjut usia di kota Jakarta yang saat itu banyak bermukim di daerah Tangki, sehingga daerah tersebut dinamai Tangkiwood.

Selain itu, Bang Ali juga menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta yang saat ini lebih dikenal dengan nama Jakarta Fair, sebagai sarana hiburan dan promosi dagang industri barang dan jasa dari seluruh tanah air, bahkan juga dari luar negeri.

Ali Sadikin berhasil memperbaiki sarana transportasi di Jakarta dengan mendatangkan banyak bus kota dan menata trayeknya, serta membangun halte (tempat menunggu) bus yang nyaman.

Di bawah pimpinan Bang Ali, Jakarta berkali-kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) yang mengantarkan kontingen DKI Jakarta menjadi juara umum selama berkali-kali.

Ali Saeikin juga tercatat sebagai Gubernur pertama Indonesia yang dilantik di Istana Negara.

Dia dilantik secara langsung oleh Presiden Soekarno menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Kamis, 28 April 1966 pukul 10.00 di Istana Negara.

Pelantikan Ali Sadikin tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1966.

Dalam keputusan tersebut, Ali Sadikin yang juga merupakan anggota staf Waperdam Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan dipandang cakap dan memenuhi syarat-syarat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Salah satu kebijakan Bang Ali yang kontroversial adalah mengembangkan hiburan malam dengan berbagai klab malam, mengizinkan diselenggarakannya perjudian di kota Jakarta dengan memungut pajaknya untuk pembangunan kota, serta membangun kompleks Kramat Tunggak sebagai lokalisasi pelacuran.

Di bawah kepemimpinannya pula diselenggarakan pemilihan Abang dan None Jakarta.

Masa jabatan Ali Sadikin berakhir pada tahun 1977, dan ia digantikan oleh Letjen Tjokropranolo.

Setelah berhenti dari jabatannya sebagai gubernur, Ali Sadikin tetap aktif dalam menyumbangkan pikiran-pikirannya untuk pembangunan kota Jakarta dan negara Indonesia.

Hal ini membawanya kepada posisi kritis sebagai anggota Petisi 50, sebuah kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh militer dan swasta yang kritis terhadap pemerintahan mantan Presiden Soeharto.

Bang Ali meninggal di Singapura pada hari Selasa, 20 Mei 2008.

Dia meninggalkan lima orang anak lelaki dan istri keduanya yang ia nikahi setelah Nani terlebih dahulu meninggal mendahuluinya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved