Pilgub DKI Jakarta
Ahok Paling Sedikit Gunakan Dana Kampanye Rp 53,6 M, AHY Terbanyak hingga Rp 68 Miliar
Sana yang digunakan untuk kampanye Ahok-Djarot sejak akhir Oktober hingga Minggu (11/2/2017) mencapai Rp 53,6 miliar.
"Kemudian untuk biaya yang keluar untuk peragaan spanduk, kaus dan sebagainya itu sebesar 16 miliar rupiah. Kami orientasikan 24 persen dari total pengeluaran," kata Gatot.
Sementara biaya operasi kampanye disebutkan juga ada pada setiap minggunya sekitar Rp 3,5 miliar.
"Jadi totalnya itu 68 miliar 954 juta rupiah," kata dia.
Sisa saldo yang masih dimiliki tim pemenangan Agus-Sylvi, masih menyimpan sekitar Rp 14 juta.
Berdasarkan ketentuan KPUD, uang tersebut akan menjadi milik pasangan calon.
"Saldo yang terakhir ada itu di rekening bank. Itu kurang lebih Rp 1 juta dan di cash-nya itu sekitar Rp 14 jutaan, sisanya," kata dia.
Anies-Sandi Habiskan Rp 64,4 M
Hingga Februari 2017, total penerimaan dana kampanye calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar Rp 65,3 miliar.
Hampir seluruh dana tersebut berasal dari Sandiaga, yakni Rp 62,8 miliar. Adapun Anies menyumbang Rp 400 juta.
Sumbangan dari parpol pengusung, yakni Gerindra sebesar Rp 750 juta dan PKS Rp 350 juta.
Sumbangan lainnya berasal dari perusahaan berbadan hukum swasta sebesar Rp 900 juta.
"Sumbangan dari perusahaan berbadan hukum, Rp 700 juta transfer langsung dari perusahaan swasta, dan sisanya berupa atribut barang," ujar Satrio Dimas Adityo, Bendahara tim pemenangan Anies-Sandiaga.
Sedangkan total pengeluaran dana kampanye Anies-Sandiaga sejak Oktober 2016 hingga Februari 2017 sebesar Rp 64,4 miliar.
Pengeluaran paling besar untuk penyebaran bahan kampanye sebesar Rp 19,2 miliar (30 persen).
Pengeluaran lainnya yang tidak melanggar Rp 19 miliar (29 persen), pertemuan tatap muka dengan masyarakat Rp 11,7 miliar (18 persen), rapat umum Rp 6,5 miliar (10 persen), pengeluaran operasi Rp 2,9 miliar (4 persen) dan pertemuan terbatas Rp 2,3 miliar (4 persen).