Jumat, 3 Oktober 2025

Aborsi

Praktik Aborsi di Cikini, Ketika Polwan Gagal Ikuti 'Aturan Main'

membongkar praktik aborsi di dua klinik utama perkara, penyamaran sempat terendus kelompok sindikat tersebut.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Suasana rumah yang digunakan untuk praktek aborsi di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (24/2/2016). Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti alat praktek aborsi dan sembilan orang yang diduga menjalankan praktik yang menawarkan jasa nya lewat situs online tersebut. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARA - Sudah sebulan ini, jajaran Kepolisian Daerah Metro Jaya menyelidiki kasus sindikat klinik aborsi ilegal di kawasan Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat.

Sebelum membongkar praktik aborsi di dua klinik utama perkara, penyamaran tim polda sempat terendus kelompok sindikat tersebut.

"Ini prestasi bagi kami, karena memang tingkat kesulitannya tinggi. Kami pernah ketahuan, sehingga kami ganti orang. Prosesnya sebulan penyelidikan," kata Kasubdit III Sumber Daya Lingkungan (Sumdaling) Ditreskrimsus di Mapolda Metro Jaya, AKBP Adi Vivit, Kamis (25/2).

Ia menceritakan, kasus aborsi ilegal ini terbongkar setelah timnya menemukan adanya sejumlah laman atau website yang memasarkan layanan aborsi di internet.

Dari informasi awal tersebut, Adi menerjunkan anak buahnya ke kawasan Jalan Raden Saleh untuk pengumpulan data dan informasi, termasuk survei beberapa titik di jalan tersebut.

Bermodal dari laman-laman tersebut, Adi Vivit juga memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penyelidikan.

Caranya, menerjunkan anggota laki-laki yang menyamar sebagai orang yang ingin melakukan aborsi untuk seorang perempuan ke klinik di Jalan Cimandiri Nomor 7 kawasan Raden Saleh.

Rupanya, anggota tersebut dicurigai oleh para calo yang ditemuinya di tepi Jalan Raden Saleh.

Setelah gagal pada penyamaran pertama, Subdit III mengerahkan seorang polisi wanita (polwan) untuk melakukan penyelidikan dengan cara penyamaran sebagai calon pasien.

Dari nomor telepon genggam yang tertera di laman-laman tersebut, polwan yang menyamar sebagai calon pasien melakukan komunikasi dengan anggota sindikat tersebut.

Selama dua pekan, sang polwan berkonsultasi lewat telepon tentang rencananya untuk melakukan aborsi terhadap kandungannya yang berusia empat bulan dan syarat-syarat yang diperlukan.

Merasa cukup informasi, sang polwan bergerak menuju lokasi klinik di Jalan Cimandiri Nomor 7, kawasan Jalan Raden Saleh, Cikini pada Kamis (18/2).

Namun, kedatangannya untuk melakukan aborsi itu langsung dicurigai oleh dokter yang berada di klinik tersebut.

Sang dokter telah mempunyai 'aturan main' yaitu setiap calon pasiennya harus melakukan pertemuan tatap muka awal dengan sang calo di restoran cepat saji yang telah ditentukan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved