Minggu, 5 Oktober 2025

Peluru Tajam Tembus Dada Kiri, Ipang Tewas Seketika

Rifaldi Rafansyah Kinan alias Ipang (18), siswa kelas XI SMK Gelora Bekasi, bersimbah darah di ujung Jalan Kramat Gundul

Editor: Sanusi
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Spanduk No Tawuran terpasang di Jalan Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (11/9). Kawasan itu sering terjadi tawuran antar warga yang sangat meresahkan pengguna jalan maupun warga sekitar. Meskipun spanduk sudah terpasang beberapa hari yang lalu terjadi kembali tawuran. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rifaldi Rafansyah Kinan alias Ipang (18), siswa kelas XI SMK Gelora Bekasi, bersimbah darah di ujung Jalan Kramat Gundul, Johar Baru, tidak jauh dari Jembatan Besi, Jakarta Pusat.

Darah mengalir deras dari dada kiri yang bolong terkena peluru senapan angin dalam aksi tawuran antarwarga di Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (26/11) dini hari.

H Safari Muhsir (52), ayah kandung korban mengaku terkejut ketika diberitahu anaknya yang beberapa belas menit sebelumnya berpamitan mau membeli senar gitar itu ditemukan warga terkulai tak sadarkan diri.

Ketika Safari mendatangi lokasi tempat anaknya tersungkur, dia hanya menemukan ceceran darah karena sang anak sudah dibawa ke rumah sakit. "Saya menyusul ke rumah sakit ternyata anak saya sudah tiada," ucap Safari lirih.

Di RSCM, Safari diberitahu petugas kamar mayat bahwa penyebab Ipang tewas lantaran peluru tajam yang mengenai dada sebelah kiri kemudian menembus ke jantung. "Petugas rumah sakit memperlihatkan proyektilnya, tajam dan lancip, segede gini lah (menunjukkan ujung jari kelingking)," ungkap Safari di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis (26/11).

Safari menambahkan, informasi yang ia peroleh dari dokter, peluru tajam itu dari paru-paru menembus ke jantung anak ketiga dari empat bersaudara tersebut.

Kematian Ipang meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Apalagi Ipang merupakan korban salah sasaran.

Menurut Safari, sebelum kejadian anaknya berpamitan mau membeli senar gitar ke warung. "Anak saya itu nggak pernah ikut tawuran, malam itu dia keluar bilangnya mau ke warung beli senar gitar. Tetangga juga lihat dia ke warung, terus dibilang anak saya terjebak tawuran, sampai akhirnya jatuh di ujung jalan," ungkapnya menyesal.

Penyesalan kian terasa saat salah seorang tetangganya menyampaikan jika Ipang bermaksud melerai kedua pihak yang tengah saling serang. Ipang mencoba merebut sekantong plastik berisi petasan sebelum akhirnya menjadi sasaran tembak.

Terkait kematian putranya, Safari berharap agar pihak kepolisian dapat menangkap dan memproses hukum pelaku penembakan. Selain itu, dirinya berharap agar tawuran tidak kembali pecah dan memakan korban jiwa. "Harapan saya sekeluarga supaya pelakunya bisa ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Saya berharap jangan ada tawuran lagi dan anak saya ini jadi korban terakhir," ujarnya.

Ibunda Ipang, Ratna (48), usai acara pemakaman buah hatinya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kawi-kawi, Kamis (26/11), mengaku sangat terpukul atas meninggalnya anak ketiganya. "Saya menyesal kenapa dia diizinkan keluar rumah. Coba waktu itu nggak saya kasih pergi ke warung, mungkin nggak begini jadinya. Apalagi anak saya jelas menentang tawuran," ungkapnya sambil menahan tangis.

Anti-tawuran

Kerabat korban, Bambang (40), mengetahui Ipang adalah salah seorang pemuda yang aktif menyuarakan penolakan tawuran yang kerap kali terjadi di wilayah Johar Baru, khususnya permukiman warga Tanah Tinggi.

"Korban ini anaknya pak RT, dia sama bapaknya aktif dan biasa mengurus warga untuk mencegah tawuran. Mungkin sudah nasib, justru dia yang sekarang jadi korban," ungkapnya saat ditemui Warta Kota di rumah duka, Kamis (26/11).

Korban yang diketahui tewas akibat kehabisan darah usai tertembak itu sempat dibawa warga ke klinik sekitar lokasi kejadian. Namun, ajal sudah menjemput. Korban telah dinyatakan tewas sekitar pukul 02.00 dan segera dibawa ke RSCM untuk menjalani visum. "Anaknya nggak macam-macam, nurut jika disuruh orangtua. Makanya saya kaget juga waktu dengar kabar ini," paparnya

Hingga kemarin pukul 11.30, sejumlah kerabat dan tetangga terus berdatangan ke rumah duka. Tetapi karena jenazah masih menjalani pemeriksaan di RSCM, para pelayat duduk sambil bercerita soal tawuran serta kematian korban.

Sementara itu, setelah jenazah tiba di rumah duka langsung disalatkan di masjid terdekat. Korban kemudian dimakamkan di TPU Kawi-Kawi, tidak jauh dari rumah duka.

Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Pusat AKBP Siswo Yuwono menuturkan, Ipang merupakan korban salah sasaran. "Kalau dilihat dari alamat rumahnya dengan TKP itu sangat jauh. Jadi, besar kemungkinan korban salah sasaran. Tapi kami akan dalami lagi kasusnya," jelasnya.

Keterangan Siswo sepertinya benar. Warta Kota memperkirakan, jarak antara rumah korban dengan Jembatan Besi, lokasi tawuran, setidaknya sejauh dua kilometer. Namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa korban bisa sampai di lokasi kejadian saat terjadi tawuran.(dwi/suf)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved