Ahok Terpaksa Copot Wali Kota Yang Terlalu Baik Hati
Syamsuddin merupakan orang baik yang tidak korupsi. Namun, dia tidak tegas merealisasikan program unggulan di Jakarta Selatan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melantik Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi menjadi Wali Kota Jakarta Selatan yang baru.
Artinya, Ahok mencopot Syamsuddin Noor dari jabatan Wali Kota Jakarta Selatan.
Ahok mengungkapkan alasannya mencopot Syamsuddin.
“Karena beberapa kali saya minta dia tegas tindak lurah-lurahnya soal PKL (pedagang kaki lima --Red), soal kerja lapangan, tidak pernah dituruti,” kata Basuki di Balai Kota, Senin (10/8).
Menurut Ahok, Syamsuddin merupakan orang baik yang tidak korupsi. Namun, dia tidak tegas merealisasikan program unggulan di Jakarta Selatan.
Jika Syamsuddin terus menolong orang baik, kata Basuki, DKI Jakarta tidak akan maju.
Sebab, yang dibutuhkan adalah orang yang berani untuk menegakkan aturan dan mengeksekusi program-program unggulan Pemprov DKI.
“Orangnya tuh terlalu baik. Saya juga enggak bisa menolong orang baik di Jakarta. Kalau mereka ditolong terus, Jakarta enggak bisa dibenahi. Kalau kamu terlalu baik sama orang dan enggak tegas bekerja, mau enggak mau saya ganti kamu dengan orang yang berjanji mau kerja,” kata Ahok.
Sedianya, pelantikan Tri menjadi Wali Kota Jakarta Selatan dilaksanakan berbarengan dengan pelantikan pejabat eselon, Jumat (7/8) lalu."
"Hanya saja, karena belum ada pemberitahuan kepada DPRD, Basuki menunda pelantikan Tri sebagai Wali Kota Jakarta Selatan. Rencananya, Jumat (14/8) mendatang, Tri akan dilantik. Demikian laporan Kompas.com.
Tak butuh pintar
Sebelumnya, Jumat (7/8) lalu, ketika melantik 303 pejabat di lingkungan Pemprov DKI, Ahok juga mendemosi (menurunkan jabatan) 41 pejabat DKI.
Dalam sambutannya, Basuki mengungkapkan, pejabat DKI yang dilantik tidak boleh larut dalam kesenangan semata.
Pasalnya, para pejabat yang dilantik itu bisa pula didemosi atau dijadikan staf sewaktu-waktu.
“Saya mencari orang yang mau bekerja. Saya tidak butuh orang pintar. Saya butuh orang yang mau bekerja dan tidak nyolong. Saya bisa mendemosi dan ratusan orang bisa kehilangan jabatannya,” katanya.