Sabtu, 4 Oktober 2025

Pengeroyokan Polisi

Dikeroyok Anggota TNI AL, Cincin Kawin Bvlgari Perwira Polri Raib

Namun keberadaan Komisaris Teuku Arsya dan Komisaris Budi Hermanto di sana, memicu insiden diantara mereka.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Dikeroyok Anggota TNI AL, Cincin Kawin Bvlgari Perwira Polri Raib
Biblicalworld
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Dua anggota Subdit Jatanras Direskrimum Polda Metro Jaya, Komisaris Teuku Arsya Khadafi dan Komisaris Budi Hermanto diduga dikeroyok puluhan anggota TNI AL, saat sedang bertugas di Bengkel Cafe di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (7/2/2015) dinihari.

Saat itu, sekitar 30 lebih anggota TNI dan Propam Polri tengah melakukan razia gabungan. Namun keberadaan Komisaris Teuku Arsya dan Komisaris Budi Hermanto di sana, memicu insiden diantara mereka.

Komisaris Budi Hermanto saat dihubungi Warta Kota, Minggu (8/2/2015) malam mengatakan saat itu ia dan rekannya Komisaris Teuku Arsya dianiaya dan dikeroyok oleh oknum anggota TNI AL.

Bukan itu saja, kata Budi, satu cincin kawin emas merek Bvlgary milik Kompol Teuku Arsya dirampas dan sampai kini raib.

"Benar, cincin itu, sampai detik ini hilang. Kami sudah minta ke mereka, soal cincin itu saat di sana (Markas POMAL-Red), tapi nggak ada yang mengaku ambil," kata Budi.

Menurutnya, para oknum anggota TNI AL itu merampas tas milik Teuku Arsya yang berisi dua senjata api.
Sementera dirinya mengaku tidak membawa senjata api. "Karenanya kami sempat tarik-tarikan tas milik Arsya," katanya.

Budi mengatakan sampai saat ini Teuku Arsya masih dirawat di rumah sakit dan menjalani opname akibat pengeroyokan itu.

"Saya memar di wajah. Sementara Arsya lebih parah. Selain memar di wajah juga di tulang rusuk, kepala bagian belakang dan bagian paha," katanya.

Menurutnya saat itu pihaknya sudah menunjukkan surat perintah tugas kepada para anggota TNI AL yang melakukan razia. "Kami sudah tunjukkan Sprintnya," kata Budi.

Budi juga membantah ia dan rekannya mengacungkan senjata api sehingga memancing anggota TNI AL untuk memukul dan mengeroyok mereka.

"Selama 15 tahun dinas, saya tidak pernah membawa senjata api ke mana pun saya pergi. Kemudian saat itu ada laptop di atas meja kami dan masih terbuka, kami sedang bekerja. Jadi tidak mungkin kami acungkan senjata api ke mereka," katanya.

Budi menuturkan ia dan Kompol Teuku Arsya dalam kondisi diborgol, dibawa petugas TNI AL berkeliling, sebelum dibawa ke POMAL.

"Kami diajak keliling ke X2, Kemang, dan subuh baru sampai di POMAL. Padahal sesuai SOP, kami harus diserahkan ke Provost Polri. Tapi ini diajak berkeliling," katanya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Heru Pranoto, yang menjemput dua anggotanya, Sabtu (7/2/2015) subuh di POMAL, mengatakan selain ada pemukulan terhadap dua anggotanya itu juga terjadi perampasan.

"Ada pemukulan dan perampasan barang milik Kompol Teuku Arsya Khadafi. Barang yang dirampas yakni berupa tas yang isinya dua pucuk senjata api. Selain itu cincin emas merek Bvlgary milik Kompol Teuku Arsya Khadafi, juga dirampas. Kami akan tempuh proses hukum dalam kasus ini," papar Heru saat dihubungi, Warta Kota, Minggu (8/2/2015).

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved