Sabtu, 4 Oktober 2025

Banjir Jakarta

Kisah Pengungsi Banjir di Bantaran Rel: Orangtua Saja Menggigil, Bagaimana Bayi?

Rel kereta di sepanjang kawasan Pesing itu di sulap menjadi 'apartemen dadakan' kala banjir. Bagaimana mereka bertahan hidup?

Feryanto Hadi/Warta Kota
Pemandangan yang dapat disaksikan di sepanjang jalur kereta api di kawasan Pesing Koneng, Kedoya Utara, Sabtu (25/1/2014). Sejak dua minggu lalu, ribuan orang dari beberapa RT di sana bertempat tinggal di tenda-tenda pengungsian, di sepanjang bantaran rel. 

Air di rumah Anizar masih setinggi paha, makanya dia dan keluarga besarnya masih bertahan di tenda pengungsian. Ketika berbincang, Ia pun tidak banyak mengeluh soal keberadaannya di sana dalam waktu yang lama.

"Yang paling kasihan itu ya anak-anak, kalau malam dan turun hujan, mereka terlihat kedinginan. Kita saja yang orang tua menggigil, apalagi balita atau bayi?" Kata Anizar.

Ratna (48), ipar Anizar, mengungkapkan, bantuan kepada para pengungsi di sana terbilang cukup. Setiap hari, kata dia, ada saja truk-truk bantuan yang datang. Ratna tidak begitu tahu dari mana bantuan-bantuan itu datang. Tapi dia bakal ingat jika bantuan datang dari seorang calon legislatif (Caleg).

"Kalau caleg yang kasih bantuan, mereka kan selalu datang ke tenda-tenda. Tapi ya itu, setelah memberikan bantuan, mereka bilang, 'jangan lupa ya nanti dicoblos', ha-ha-ha. Ya begitu kalau mereka (para caleg) yang kasih bantuan. Kita sih iya-iya saja saat dia bilang begitu," kata Ratna.

"Sebenarnya ada yang jenguk ke sini saja kami sudah seneng. Itu namanya diperhatiin. Kemarin banyak artis yang ke mari," imbuh Ratna sambil meladeni seorang pembeli di lapaknya.

Ratna memang sengaja memanfaatkan suasana ramai di pengungsian untuk berjualan minuman. Lapak milik Ratna, menyatu dengan tenda berwarna biru sebagai tempat mengungsi dia dan keluarganya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved