Selasa, 30 September 2025

Jaga Pemilu Sebut Error Rate di TPS Mencapai 9 Persen

Perkumpulan Jaga Pemilu menemukan terjadinya fluktuasi suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

HANDOUT
Ketua Tim Pemantau Jaga Pemilu Luky Djani (kanan) dalam konferensi pers Jaga Pemilu di Jakarta, Senin (1/4/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkumpulan Jaga Pemilu menemukan terjadinya fluktuasi suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Fluktuasi suara terbesar terjadi di TPS di tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selanjutnya juga terjadi di DKI Jakarta dan Sumatera Barat.

Ketua Tim Pemantau Jaga Pemilu Luky Djani mengungkapkan, Jaga Pemilu melakukan tiga klaster pengawasan accuracy rate di TPS yaitu dari relawan Penjaga KPU, Jaga Pemilu dan Pejuang Pemilu.

Kata Luky, berdasarkan hasil monitoring Accuracy Rate hasil verifikasi relawan dan hasil tabulasi KPU berada pada rentang 91-97 persen.

Ini berarti dari 100 TPS yang diverifikasi sekitar 91-97 TPS memiliki perolehan pasangan calon yang sama dengan hasil tabulasi KPU.

“Dengan kata lain, masih terdapat error rate sebesar 3-9%, ini berarti dari 100 TPS yang diverifikasi sekitar 3-9 TPS memiliki perolehan pasangan calon yang tidak sama dengan hasil tabulasi KPU," jelas Luky dalam konferensi pers Jaga Pemilu di Jakarta, Senin (1/4/2024).

"Sedangkan error rate klaster Jaga Pemilu di kisaran 7% serta error rate klaster Pejuang Pemilu di kisaran 5%,” imbuhnya.

Baca juga: Jaga Pemilu Terima 914 Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024, Sirekap Paling Tinggi Dilaporkan Masyarakat

Dari data monitoring Penjaga KPU, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki accuracy rate sebesar 92% dan error rate sebesar 8%, lalu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki accuracy rate sebesar 93% dan error rate sebesar 7%, serta Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki accuracy rate sebesar 93% dan error rate sebesar 7%.

Data monitoring Jaga Pemilu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki accuracy rate sebesar 92% dan error rate sebesar 8% dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki accuracy rate sebesar 93% dan error rate sebesar 7% serta Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki accuracy rate sebesar 93% dan error rate sebesar 7%.

Data monitoring Pejuang Pemilu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki accuracy rate sebesar 95% dan error rate sebesar 5% dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki accuracy rate sebesar 94% dan error rate sebesar 6% serta Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki accuracy rate sebesar 95% dan error rate sebesar 5%.

Ketua Perkumpulan Jaga Pemilu Natalia Soebagjo mengungkapkan, pengukuran error rate dan accuracy rate yang tinggi di atas menambah deretan berbagai pengelolaan administrasi yang tidak baik pada Pemilu 2024.

Secara menyeluruh, hal-hal tersebut masuk dalam empat kategori inkompetensi dan malpraktik Pemilu 2024, yakni hasil pemilihan tidak transparan, kesulitan akses aplikasi Sirekap, keterlambatan pelaporan dalam Sirekap dan kendala teknis dalam Sirekap.

“Kami berharap temuan dari Jaga Pemilu dihiraukan. Jangan lantas dianggap sebagai suara mereka yang kalah. Temuan kita sudah melalui proses seksama dan mohon dijadikan pelajaran sehingga tidak diulangi lagi,” kata Natalia.

Baca juga: KPK Minta 2 Bulan Sebelum Pilkada Bansos Dihentikan, Jaga Pemilu: Sebaiknya 6 Bulan, Contoh Filipina

Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati mempertanyakan integritas penyelenggara pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved