Senin, 29 September 2025

Mengenal Budaya Nusa Tenggara Timur Melalui Tenun Ikat dan Tenun Sotis

Guru dan siswa sekolah binaan mendapatkan pelatihan dari narasumber ahli, mencakup proses pembuatan pola, penggulungan benang pengikatan motif

Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
HandOut/IST
BUDAYA TENUN - (Kiri) Perajin Tenun Sumba Timur, Ignacio (Tengah) Gunawan Salim, Ketua Pengurus Yayasan Astra - YPA MDR dan (Kanan) Wedijanto Widarso, Sekretaris Pengurus Yayasan Astra - YPA MDR. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Pameran Tenun bertajuk “Menenun, Menjaga Tradisi Masa Depan” mengajak pengunjung menikmati karya tenun sekaligus mengenal budaya Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pameran tersebut digelar di dua lokasi, yakni Menara Astra pada 18–21 September 2025 serta Menara FIF pada 18–19 September 2025.

Yang ditampilkan antara lain beragam karya tenun hasil kreasi sekolah binaan Yayasan Astra - Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim (YPA MDR) dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di antaranya adalah tenun ikat dari NTT. Tenun tersebut dikenal dengan teknik pengikatan dan pewarnaan benang sebelum ditenun, menghasilkan motif rumit, berwarna, dan sarat makna budaya. 

Kain ini kerap digunakan dalam upacara adat maupun acara penting.

Adapun tenun sotis khas Timor menampilkan motif sederhana berupa titik-titik atau bunga kecil berulang, yang dihasilkan melalui teknik penyisipan benang tambahan.

Baca juga: Kainnesia Bawa Tenun Nusantara ke Pasar Global lewat Pertapreneur Pertamina

Kain sotis memiliki tampilan rapi dan elegan, sehingga banyak digunakan baik untuk busana sehari-hari maupun acara formal.

Selain menikmati karya tenun, pengunjung juga diajak mengenal budaya NTT melalui berbagai aktivitas interaktif, seperti pengumpulan stamp yang dapat ditukar dengan hadiah kriya tenun, serta mengikuti Cre(art)ive Workshop untuk membuat aksesori berbahan kain tenun yang dapat dibawa pulang.

Sebagai info, pameran ini juga merupakan kelanjutan dari Lomba Karya Kreasi Nusantara bertema “Keindahan dan Keberagaman Kain Tradisional Daerahku”, melibatkan sekolah binaan dalam menciptakan karya batik, tapis, maupun tenun.

Pada kesempatan ini, Yayasan Astra - YPA MDR menampilkan tenun khas dari Kabupaten Sumba, Manggarai Timur, Kupang, dan Rote Ndao.

Guru pendamping lomba dari SDN Sonraen Kupang yang meraih Juara 1 Lomba Karya Kreasi Nusantara, Jouis Nieldy Otemusu, turut hadir dalam Cre(art)ive Workshop.

Jouis berbagi pengalaman menghasilkan produk tenun dan memperkenalkan karya tenun sekolah binaan.

Menenun menjadi salah satu fokus pembinaan Yayasan Astra - YPA MDR melalui Pilar Kecakapan Hidup.

Program ini bertujuan menumbuhkan kecintaan terhadap warisan budaya leluhur sekaligus mendorong pelestarian tradisi lokal.

Guru dan siswa sekolah binaan mendapatkan pelatihan langsung dari narasumber ahli, mencakup proses pembuatan pola, penggulungan benang, pengikatan motif, pewarnaan, hingga menenun menjadi kain.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan