Senin, 29 September 2025

Bacaan Doa

Doa setelah Membaca Surat Al Kahfi, Ikhtiar Terhindar dari Fitnah Dajjal

Doa setelah membaca Surat Al Kahfi sebagai ikhtiar agar terhindar dari fitnah Dajjal di akhir zaman. Al Kahfi diutamakan dibaca pada hari Jumat.

|
Canva/Tribunnews
BACAAN DOA - Gambar dibuat di Canva, Jumat (12/9/2025). Doa setelah membaca Surat Al Kahfi sebagai ikhtiar agar terhindar dari fitnah Dajjal di akhir zaman. 

TRIBUNNEWS.COM - Surat Al Kahfi adalah surat ke-18 di dalam Al-Quran dan merupakan surat Makkiyah (diturunkan di kota Mekkah).

Dijelaskan dalam tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Surat Al Kahfi terdiri dari 110 ayat yang berisi berbagai pelajaran untuk memperkuat iman.

Empat pelajaran di dalam Surat Al Kahfi, yaitu kisah Ashabul Kahfi, para pemuda yang bersembunyi di dalam goa karena dikejar oleh penguasa zalim; kisah pemilik dua kebun yang diuji dengan harta dan kesombongan; kisah Nabi Musa dan Nabi Khidr tentang ujian ilmu dan kesabaran; dan kisah raja yang shalih Dzulqarnain yang diuji dengan kekuasaan.

Salah satu pelajaran yang dapat diamalkan dari Surat Al Kahfi yaitu membacanya pada hari Jumat, seperti apa yang dianjurkan Rasulullah.

Dari Abu Sa‘id al-Khudri r.a. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan terpancar cahaya baginya di antara dua Jumat." (HR. al-Hakim, al-Baihaqi; dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

Hadis lain juga menyebutkan keutamaan membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat.

Dari al-Nasa’i & al-Baihaqi, Rasulullah bersabda: "Barangsiapa membaca Surat Al-Kahfi pada malam Jumat, maka akan ada cahaya untuknya yang membentang antara dirinya dan Baitul ‘Atiq (Ka’bah)." (HR. al-Darimi, al-Nasa’i dalam Amalul Yaum wal Lailah, dinilai shahih oleh al-Albani)

Selain itu, Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk menghafal 10 ayat pertama Al-Kahfi agar terlindung dari fitnah Dajjal di akhir zaman.

Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: "Barang siapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan dilindungi dari (fitnah) Dajjal." (HR. Muslim, no. 809)

Karena keutamaannya tersebut, Surat Al-Kahfi menjadi salah satu surat yang dianjurkan untuk diamalkan, terutama pada hari Jumat.

Ada pun doa setelah membaca Surat Al Kahfi terdapat dalam buku Al-Adzkar: Doa dan Dzikir dalam Al-Qur’an dan Sunnah karya Imam Nawawi.

Baca juga: Doa Hari Jumat, Waktu Paling Mustajab untuk Memohon Ampunan Allah

Doa setelah Membaca Surat Al Kahfi

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، وَالْمَوَاهِبِ الْعِظَامِ، وَخَالِقَ الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ، وَالْمُوَفِّقَ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِكَ إِلَى أَسْبَابِ وَمُوْجِبَاتِ الِالْتِزَامِ، نَسْأَلُكَ اَللّٰهُمَّ أَنْ تُحْيِيَنَا عَلَى الْإِسْلَامِ، وَتُمِيتَنَا عَلَى الْإِيمَانِ، وَتُرَقِّيَنَا بَيْنَهُمَا فِي مَرَاتِبِ الْإِحْسَانِ وَالْإِيقَانِ وَالْعِرْفَانِ، يَا كَرِيمُ يَا مَنَّانُ. اَللّٰهُمَّ احْفَظْنَا مِنْ كُلِّ فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، وَاشْفِنَا مِنْ كُلِّ سَقَمٍ وَعِلَّةٍ، وَاغْفِرْ لَنَا كُلَّ مَعْصِيَةٍ وَزَلَّةٍ، وَثَبِّتْنَا عَلَى الْحَقِّ وَالْمِلَّةِ، وَاجْعَلْ لَنَا مُذَكِّرًا وَمُعِينًا مِنْ عِبَادِكَ الْأَدِلَّةِ. وَإِذَا أَرَدْتَ مِنْ عِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنَا إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونِينَ، وَلَا الضَّالِّينَ، وَلَا مُضِلِّينَ، بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اَللّٰهُمَّ اعْصِمْنَا بِفَضْلِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَمِنْ سُوءِ الْأَعْمَالِ وَفَسَادِ الْأَحْوَالِ، وَفَضْلِ الْأَقْوَالِ، وَاهْدِنَا لِمَا يُرْضِيكَ عَنَّا فِي كُلِّ حَالٍ، وَاخْتِمْ أَعْمَارَنَا بِالْحُسْنَى فِي خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ وَسَلَامَةٍ، يَا ذَا الْجَلَالِ. وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn.
Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ālihi wa ṣaḥbihi wa sallim.
Allāhumma yā ḏal-jalāli wal-ikrām, wal-mawāhibi al-‘iẓām, wa khāliqa al-ḥalāl wal-ḥarām, wal-muwaffiq man yashā’u min ‘ibādika ilā asbābi wa mawājib al-iltizām, nas’aluka Allāhumma an tuḥyinā ‘alal-islām, wa tumītanā ‘alal-īmān, wa turqīnā baynahumā fī marātibi al-iḥsān wal-īqān wal-‘irfān, yā Karīm yā Mannān.

Allāhumma iḥfaẓnā min kulli fitnatin muḍillatin, wasyfinā min kulli saqamin wa ‘illah, waghfirlana kulla ma‘ṣiyatin wa zallah, wa ṯabbitnā ‘alal-ḥaqqi wal-millah, waj‘al lanā muḏakkiran wa mu‘īnan min ‘ibādika al-adillah.

Wa iḏā aradta min ‘ibādika fitnatan faqbiḍnā ilayka ghayra maftūnīn, wa lā ḍ-ḍāllīn, wa lā muḍillīn, biman-nika wa karamika yā Arḥam ar-Rāḥimīn.

Allāhumma ‘iṣimnā bifaḍlika min fitnati al-Masīḥ ad-Dajjāl, wa min sū’il-a‘māl wa fasādi al-aḥwāl, wa faḍli al-aqwāl, wahdinā limā yurḍīka ‘annā fī kulli ḥāl, wakhtim a‘māranā bil-ḥusnā fī khayrin wa ‘āfiyatin wa salāmah, yā ḏal-jalāl.

Wa ṣallallāhu ‘alā sayyidinā wa nabiyyinā Muḥammadin wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi wa sallam. Wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn.

Artinya:

“Ya Allah, Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, serta segala karunia besar, yang menciptakan halal dan haram, yang memberi petunjuk kepada hamba-hamba pilihan-Mu ke sebab-sebab dan kewajiban. Kami mohon Engkau hidupkan kami dalam Islam dan wafatkan kami dalam iman. Tingkatkanlah kami antara Islam dan iman pada tingkatan ihsan, keyakinan, dan pengetahuan. Ya Karim, ya Mannan.

Jagalah kami dari segala fitnah yang menyesatkan; sembuhkan dari penyakit dan kelemahan; ampunilah kami dari kesalahan dan khilaf; teguhkan kami di atas jalan kebenaran dan agama-Mu; jadikan kami pengingat dan penolong dari hamba-hamba-Mu yang menunjukkan tali petunjuk. Jika Engkau menghendaki fitnah bagi hamba-Mu, maka selamatkanlah kami darinya tanpa terkena, tersesat, atau menyesatkan. Dengan karunia dan kemurahan-Mu Ya Arham ar-Rahimin. Jagalah kami dari fitnah Dajjal, dari kejahatan, dan rusaknya keadaan dan perkataan. Tuntunlah kami kepada yang Engkau ridai di setiap keadaan. Akhiri umur kami dalam kebaikan, kesehatan, dan keselamatan. Semoga Allah limpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad, keluarga & sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Isi Kandungan Surat Al Kahfi

Dalam skripsi berjudul Pembacaan Surat Al-Kahfi di Asrama Pesantren Mahasiswa DAI Ciputat oleh Fadhil Fadhillah, mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2023, dijelaskan mengenai isi kandungan Surat Al Kahfi.

Sebab turunnya Surat Al Kahfi yaitu menjawab pertanyaan an-Nādhar bin Hariṡ dan Uqbah bin Abi Mu’aith yang diutus oleh kaum Bani Quraisy.

Keduanya adalah tokoh Quraisy yang menentang dakwah Nabi Muhammad Saw.

Awalnya, mereka diutus kepada seorang pendeta Yahudi di Madinah untuk bertanya mengenai kenabian Nabi Muhammad Saw.

Namun, pendeta Yahudi itu memerintahkan mereka untuk bertanya langsung kepada Nabi Muhammad Saw mengenai tiga hal.

“Tanyakan tiga hal kepadanya, pertama, mengenai para pemuda yang bepergian pada zaman dulu kala, bagaimana kabarnya? Kedua, mengenai seseorang yang berkelana di timur dan barat Bumi, bagaimana kabarnya? Ketiga, mengenai ruh, apa itu ruh? Jika ia memberitahukannya kepada kalian maka dia benar-benar seorang nabi yang diutus. Seandainya ia tidak menjawab berarti dirinya hanyalah orang yang mengaku-ngaku," kata pendeta Yahudi tersebut.

Mereka kemudian kembali ke Mekkah dan menanyakan hal itu kepada Nabi Muhammad Saw.

Nabi Muhammad Saw menjawab, "Esok hari aku akan menjawab apa yang kalian tanyakan." dan beliau mengucapkannya tanpa mengucapkan kata Insya Allah.

Kemudian Nabi Muhammad Saw sendiri menetap selama 15 malam tanpa ada wahyu yang diberitakan Allah kepadanya.

Nabi Muhammad Saw merasa sedih karena ia merasa mengingkari perkataannya sendiri dan situasi pada saat itu sudah mulai berkecamuk dengan anggapan bahwa beliau merupakan nabi palsu. 

Namun tak lama setelah itu, malaikat Jibril pun datang membawa wahyu yaitu Surah Al-Kahfi, yang berisi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari kaum Bani Quraisy tersebut.

Menurut ulama Mesir Sayyid Qutb, dari total 110 ayat dalam surah al-Kahfi, sekitar 71 ayat berisi kisah umat terdahulu.

Kisah-kisah itu meliputi Ashabul Kahfi (pemuda penghuni gua), pemilik dua kebun, pertemuan Nabi Musa dengan seorang hamba saleh (Khidir), dan kisah Dzulkarnain, pemimpin yang adil.

Meskipun banyak berisi cerita, Sayyid Qutb menyebut ada tiga tema utama dalam surah ini yaitu perbaikan iman – menyeru pada tauhid, menolak syirik, dan menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah, terdapat pada ayat 1–5, 14, 26, 37–38, 43–44, 52, 102, 110.

Kedua, terdapat koreksi cara berpikir dengan menolak pola pikir musyrik yang tak berdasar, terdapat pada ayat 4–5, 15, 22, 82.

Sementara yang ketiga yaitu perbaikan norma agama dengan mengajarkan untuk berserah diri kepada Allah, mencari ridha-Nya, dan melepaskan keterikatan pada dunia yang sementara, terdapat pada ayat 7–8, 16, 28–29.

Sementara itu, ahli hadis Ibnu Katsir menekankan keutamaan membaca sepuluh ayat pertama dan terakhir surah al-Kahfi sebagai benteng dari fitnah Dajjal. 

Ia juga meriwayatkan sabda Rasulullah: “Bacalah surah al-Kahfi, karena saat membacanya akan turun ketenangan.”

Selain kisah Ashabul Kahfi, surah ini juga mengajarkan bahwa kecerdasan saja tidak cukup tanpa kebijaksanaan spiritual, sebagaimana tergambar dalam perjalanan Nabi Musa bersama Khidir. 

Lalu, melalui kisah Zulkarnain, Allah menunjukkan teladan pemimpin yang menggunakan kekuasaan demi kebaikan dan mencegah kezaliman.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan