Bacaan Doa
Doa Mohon Jodoh dan Anak, Ikhtiar Nabi Zakaria Menanti Putra di Usia Senja
Doa mohon jodoh dan anak diambil dari doa Nabi Zakaria yang bersabar memohon kepada Allah agar diberi keturunan, yaitu Nabi Yahya.
TRIBUNNEWS.COM - Doa mohon jodoh diambil dari doa Zakaria yang memohon kepada Allah agar diberikan keturunan.
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dalam buku Kumpulan Doa Sehari-hari, menyebutkan doa tersebut yang dikutip dari Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 89.
Nabi Zakaria yang sudah tua dan istrinya yang dinyatakan mandul sejak usia muda, dikaruniai keturunan oleh Allah Swt.
Allah memberinya keturunan seorang anak laki-laki yang kelak menjadi Nabi yaitu Nabi Yahya Alaihis-salâm.
Dalam Al-Quran disebutkan, Nabi Zakaria bersyukur kepada Allah dan memuji kebesaran-Nya yang mengaruniakan seorang anak kepada dia dan istrinya.
“Dia (Zakariya) berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?". Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".” (QS. Ali-Imran [3]: 40)
“Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." (QS. Maryam [19]: 5)
Allah dalam firman-Nya menjawab pertanyaan Nabi Zakaria.
(Allah) berfirman, “Demikianlah. Tuhanmu telah berfirman, ‘Hal itu mudah bagi-Ku. Dan sungguh, Aku telah menciptakanmu sebelum itu, padahal engkau belum pernah menjadi sesuatu pun.’” (QS. Maryam [19]: 9)
Doa dan kesabaran Nabi Zakaria menjadi pelajaran bagi manusia bahwa tidak ada hal yang mustahil bagi Allah untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Ada pun doa Nabi Zakaria yang memohon keturunan diabadikan di dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 89.
Baca juga: Doa Nabi Ayyub saat Sakit, Rahasia Kesabaran yang Luar Biasa
Doa Mohon Jodoh dan Keturunan
رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا ۖ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَارِثِينَ
Rabbi lā tadzarnī fardan wa anta khairul-wārithīn
Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), dan Engkaulah pewaris yang terbaik.” (QS. Al-Anbiyâ’ ayat 89)
Kisah Nabi Zakaria
Dalam jurnal berjudul Optimisme Nabi Zakaria Dan Maryam Dalam Al-Qur’an oleh Muhajirul fadhli dan Syifa’ binti Ahmad Fauzi di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, dijelaskan bahwa kisah Nabi Zakaria disebutkan dalam ayat-ayat Al-Quran.
Pada awal Surat Maryam, diceritakan Nabi Zakaria memanjatkan doa kepada Allah Swt agar ia dikaruniai seorang anak laki-laki.
Nabi Zakaria memanjatkan doa tersebut karena khawatir dengan kaumnya yang akan kehilangan pemimpin jika beliau wafat, mengingat beliau sudah lanjut usia.
Nabi Zakaria berdoa kepada Allah Swt agar diberi keturunan yang baik, yang dapat mewarisi ilmu dan melanjutkan dakwahnya.
Meski doanya belum dikabulkan oleh Allah, Nabi Zakaria tidak kecewa dan terus berdoa dengan bersungguh-sungguh.
Ketika dia (Zakaria) berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Dia berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.” “Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap penerus sepeninggalku, sedangkan istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra.” (QS. Maryam [19]: 4-6)
Kemudian, Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya.
“Wahai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) seorang anak laki-laki yang namanya Yahya, yang sebelumnya belum pernah Kami berikan nama seperti itu kepada seorang pun.” (QS. Maryam [19]: 7)
Dalam ayat lain disebutkan bahwa Nabi Zakaria memohon kepada Allah agar diberi tahu tanda-tanda kehamilan istrinya.
Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda (kehamilan istriku).” Allah SWT berfirman, “Tandanya bagimu adalah engkau tidak (dapat) berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 41)
Hikmah Kisah Nabi Zakaria
Ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Zakaria dan kesabarannya dalam berdoa memohon kepada Allah agar diberi keturunan.
1. Pantang menyerah dalam berdoa
Meski sudah tua renta dan istrinya mandul, Nabi Zakaria tetap berdoa memohon keturunan.
Hal ini mengajarkan doa tidak boleh ditinggalkan, karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
2. Doa yang lembut dan penuh kerendahan hati
Doa beliau disebutkan dalam QS. Maryam ayat 4 dengan suara yang lirih.
Artinya, doa lebih utama jika dilakukan dengan penuh kerendahan hati dan kekhusyukan.
3. Allah Maha Kuasa mewujudkan yang mustahil
Dari orang tua yang lemah dan istri mandul, lahirlah Nabi Yahya.
Hal ini mengingatkan bahwa keterbatasan manusia bukanlah penghalang bagi kehendak Allah.
4. Meminta keturunan bukan hanya untuk kebahagiaan pribadi
Nabi Zakaria memohon anak bukan sekadar karena ingin punya keturunan, tapi agar ada penerus yang menjaga agama dan meneruskan dakwah.
5. Kesabaran dalam menanti jawaban doa
Doa Nabi Zakaria tidak langsung dikabulkan oleh Allah Swt.
Beliau menunggu dengan sabar dan tetap yakin.
Kesabaran Nabi Zakaria mengajarkan bahwa jawaban doa bisa segera, ditunda, atau diganti dengan yang lebih baik oleh Allah.
6. Bersyukur atas nikmat doa yang dikabulkan
Saat mendapat kabar gembira tentang kelahiran Yahya, beliau bersyukur dan segera bertasbih kepada Allah.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.