Selasa, 7 Oktober 2025

Risiko Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja Dimulai dari Kecanduan Gadget

Merujuk Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, 29 persen remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental. 

|
Tribunnews.com/ Rina Ayu
KECANDUAN GADGET - Remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Merujuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 bahwa 29 persen remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Salah satunya penyebabnya adalah penggunaan gadget yang berlebihan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental.

Gangguan kesehatan mental yang sering dialami remaja adalah berupa depresi dan kecemasan.

Merujuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 bahwa 29 persen remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024, lebih dari 79,5 persen populasi Indonesia kini telah terhubung dengan internet.

Baca juga: Sarwendah Cemaskan Mental Putrinya Buntut Fitnah Perselingkuhan

Di sisi lain, Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan jumlah pengguna aktif TikTok tertinggi di dunia, dengan lebih dari 157 juta pengguna per Juli 2024.

KECANDUAN GADGET - Remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Merujuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 bahwa 29 persen remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Salah satunya penyebabnya adalah penggunaan gadget yang berlebihan.
KECANDUAN GADGET - Remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Merujuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 bahwa 29 persen remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Salah satunya penyebabnya adalah penggunaan gadget yang berlebihan. (Tribunnews.com/ Rina)

Pemegang program Jiwa Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Asri Hendrasari, SST mengatakan, dari temuan di lapangan, risiko gangguan kesehatan mental banyak dialami oleh anak remaja yang kecanduan gadget.

Untuk itu, pihaknya rutin melakukan skrining kesehatan jiwa dengan membagikan kuesioner terkait kondisi siswa yang mana pada setiap usia akan disesuaikan pertanyaannya.

“Dari skrining ini maka bisa ditarik kesimpulannya. Sejauh ini  remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental banyak dari kalangan SMP dan SMU,” tutur dia saat ditemui SMK Negeri 26, Rawamangun, Jakarta Timur dalam kegiatan “Aku Muda, Aku Bijak, Aku Bahagia” Sabtu (2/8/2025).

Selain itu penyebab gangguan kesehatan mental pada remaja adalah karena perundungan atau bullying.

Tindakan perundungan bisa berupa hinaan fisik, cyber bullying, atau menyakiti dan mengganggu seseorang dari waktu ke waktu.

Orang tua harus sadar dan peka, jika anak sedang mengalami perundungan. 

Sayangnya, pemahaman terkait masalah kesehatan mental di kalangan masyarakat masih kurang.

Kebanyakan orang masih menganggap hal itu sepele.

Padahal jika tidak ditangani dengan tepat dan segera, maka anak muda atau remaja yang mengalami perubahan perilaku, kesulitan makan dan minum, sulit berinteraksi sosial hingga penurunan prestasi di sekolah.

Ditambahkan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy, MPH, pemprov DKI Jakarta menghadirkan layanan konseling JakCare (Jakarta Counseling and Assistance for Resilience and Empowerment) yang siap melayani selama 24 jam bagi warga yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Seseorang bisa mendapatkan bantuan, dan merasa tidak sendiri. Layanan kesehatan ini bisa diakses remaja, pelajar, usia produktif, hingga lansia.

“Pasien tidak perlu datang ke fasilitas kesehatan. Layanan JakCare dapat diakses melalui aplikasi JAKI (Jakarta Kini) tanpa biaya konsultasi,” tutur dia.

Selain itu perlu juga meningkatkan kesadaran lewat edukasi kesehatan jiwa kepada remaja.

Herwin mengapresiasi Healthy Me Fest 2025 yang digelar Volvo Group yang berkolaborasi dengan PT Indomobil Edukasi Utama dan organisasi Sehat Jiwa.

Dengan pendekatan partisipatif dan berkelanjutan diharapkan bisa menguatkan secara emosional, adaptif secara digital, dan siap menghadapi tantangan global.

Festival ini dimulai dari SMKN 26 Jakarta dan akan berlanjut ke kota-kota besar seperti Makassar dan Bandung, yang menghadirkan pembicara psikolog dan sosok inspiratif dihadapan ratusan siswa.

Direktur PT Indomobil Edukasi Utama C.R. Susilowasti menambahkan, harapannya ini adalah awal dari pendampingan jangka panjang.

“Kami menyediakan forum diskusi lanjutan dan support group daring untuk peserta, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kami dan para mitra,” harap dia.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved