Amankan Pemakaian Skincare untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasan Dokter
Banyak ibu hamil yang merasa bingung dan ragu ketika ingin menggunakan skincare selama masa kehamilan. Amankah?
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak ibu hamil yang merasa bingung dan ragu ketika ingin menggunakan skincare selama masa kehamilan.
Kekhawatiran terhadap kandungan bahan kimia dalam produk kecantikan membuat sebagian besar calon ibu memilih untuk menghindari perawatan kulit sama sekali.
Baca juga: Cerita Dinda Hauw Terkait Tantangan Menjadi Ibu dan Pilih Skincare Anak
Namun, apakah benar skincare bisa berdampak buruk bagi janin?
Terkait hal ini, Dermatologist dari Rumah Sakit dr Ben Mboi Kupang, dr. Stephanie Manuella Christianto,Sp.DV beri penjelasan terkait hal ini.
Sebelumnya, dr. Stephanie menjelaskan bahwa perubahan kulit adalah hal yang umum terjadi pada ibu hamil akibat perubahan hormon yang cukup signifikan.
Beberapa perubahan yang kerap dialami antara lain melasma (noda kehitaman di wajah), stretch mark, hiper pigmentasi, jerawat yang memburuk, hingga kerontokan rambut pasca persalinan.
Baca juga: 12 Makanan yang Dianjurkan Ahli Gizi untuk Ibu Hamil Trimester Pertama
“Nah, jadi memang ada beberapa perubahan kulit yang sering dialami oleh ibu hamil, ya. Pertama itu melasma atau topeng kehamilan. Kemudian bisa juga terjadi stretch mark. Dan juga bisa juga terjadinya rontok rambut yang hebat setelah selesai melahirkan,” ungkap dr. Stephanie pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Senin (21/7/2025).
Tak hanya itu, beberapa ibu hamil juga mengalami munculnya varises atau spider vein, yaitu pelebaran pembuluh darah yang menyerupai sarang laba-laba, biasanya muncul di area kaki atau tubuh bagian bawah.
Menurut dr. Stephanie, perubahan ini dipicu oleh lonjakan hormon selama masa kehamilan.
“Kalau di saat hamil kan ada peningkatan produksi hormon androgen, seperti estrogen, beta-HCG, prolaktin, dan sebagainya. Nah, hormon-hormon ini yang menyebabkan adanya terjadinya perubahan di kulit ini,” jelasnya.
Bolehkah Pakai Skincare Saat Hamil?
Lantas, apakah skincare boleh digunakan oleh ibu hamil? dr. Stephanie menegaskan bahwa secara umum penggunaan skincare tetap diperbolehkan, asalkan kandungan bahan aktifnya aman dan tidak membahayakan janin.
“Secara umum pastinya boleh ya, apalagi di saat kehamilan itu kan banyak masalah-masalah kulit juga yang tadinya nggak ada, terus jadi ada. Pastinya butuh skincare juga untuk membantu mengatasi keluhan-keluhan ini,” terangnya.
Namun demikian, penting untuk memperhatikan dosis dan jenis kandungan dalam produk perawatan kulit.
Kandungan yang aman pun bisa menjadi berbahaya jika digunakan dalam dosis yang salah.
Rekomendasi Kandungan Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil
Menurut dr. Stephanie, setiap ibu hamil memiliki kondisi kulit yang berbeda, sehingga kebutuhan skincare juga harus disesuaikan secara individual.
Namun, terdapat beberapa bahan aktif yang dinilai relatif aman dan bisa digunakan, antara lain:
1. Vitamin C dan Vitamin E sebagai antioksidan
2. Glycolic acid dengan dosis di bawah 10 persen untuk jerawat ringan
3. Azelaic acid
4. Ceramide, centella asiatica, dan hyaluronic acid untuk menjaga skin barrier
“Yang aman itu biasanya jenis-jenis vitamin C atau vitamin E. terus kalau misalnya berjerawat, itu bisa pakai glicolic acid yang dosisnya kurang dari 10 persen, bisa juga pakai azelaic acid,” ujarnya.
Dokter juga mengingatkan agar ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mencoba produk baru, terutama jika memiliki riwayat alergi atau kondisi kulit tertentu.
Kesimpulannya, ibu hamil tetap bisa merawat kulit wajah dan tubuh selama kehamilan, asalkan mengetahui bahan yang aman dan penggunaannya sesuai dosis.
Konsultasi dengan dokter menjadi langkah penting agar perawatan kulit tetap optimal tanpa mengganggu kesehatan janin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.