Jumat, 3 Oktober 2025

Cenderaloka

Dari Hobi Menjahit hingga Fashion Berkelanjutan: Kisah Inspiratif Anita Alvin dari Klaten

Salah satu kekuatan dari karya Anita yaitu kemampuannya menggabungkan kain tradisional lurik dengan desain busana semi-formal dan kasual modern

|
Editor: Andra Kusuma
Tribunshopping.com
Ciri khas Anita Alvin terletak pada keberaniannya menggabungkan unsur tradisional seperti kain lurik dengan sentuhan gaya semi-formal dan kasual yang modern. 

Namun keterlibatannya di komunitas FADESKA (Fashion Designer Klaten) memberinya banyak pelajaran tentang strategi pemasaran, branding, hingga teknik pemotretan produk.

Komunitas ini juga membantunya memperkuat arah brand dan menegaskan identitas lokal pada karya-karyanya.

Dalam proses produksi, Anita masih terlibat langsung dalam mendesain. Ia dibantu beberapa karyawan untuk tahap penjahitan dan finishing.

Tak hanya itu, ia juga memanfaatkan limbah sisa produksi untuk membuat produk turunan seperti tas, topi, dan aksesori, guna mendukung prinsip zero waste.

“Potongan kain bekas produksi biasanya kami olah kembali, agar tidak terbuang sia-sia,” imbuhnya.

Jaga Eksklusivitas Lewat Sistem Pesanan

Untuk menjaga kualitas dan sentuhan seni pada tiap karyanya, Anita memilih sistem penjualan berdasarkan pesanan.

Ia tidak terlalu mengandalkan penjualan di marketplace guna menjaga eksklusivitas desain.

“Desain kami bersifat personal dan tak diproduksi massal. Saya ingin menjaga kualitas jahitan dan nilai seninya,” jelasnya.

Dengan mengusung tagline Merawat Karya Agung Leluhur, Anita ingin menegaskan bahwa busana yang ia ciptakan bukan sekadar fashion, tapi juga bentuk penghargaan terhadap budaya lokal. Lurik, sebagai warisan khas dari Klaten, selalu ia hadirkan dalam koleksinya.

“Saya percaya karya ini ikut melestarikan budaya, karena lurik punya nilai sejarah yang mendalam di Klaten,” ucapnya dengan bangga.

Tantangan dan Misi Sosial

Anita tak menampik masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait keterbatasan SDM dan pola pikir masyarakat yang lebih menyukai produk massal dan murah.

“Sering kali orang hanya melihat harga, bukan proses dan nilai dari produk itu sendiri,” katanya.

Meski begitu, ia tetap bersemangat berinovasi dan aktif mengikuti pameran nasional untuk memperluas jangkauan pasar.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Berita Terkait

Cenderaloka

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved