2 Naskah Khutbah Jumat Tema Pelestarian Lingkungan sesuai Imbauan Kemenag
Inilah 2 contoh khutbah jumat tentang pelestarian lingkungan sesuai imbauan Kementerian Agama (Kemenag), dalam rangka peringatan Hari Bumi 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah 2 contoh khutbah jumat tentang pelestarian lingkungan sesuai imbauan Kementerian Agama (Kemenag).
Kemenag mengimbau para khatib Jumat untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dalam khutbah Jumat.
Dilansir Kemenag, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menyampaikan, mimbar keagamaan seperti Khutbah Jumat memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran kolektif umat terhadap berbagai isu sosial, termasuk pelestarian lingkungan.
Menurutnya, pesan tentang kelestarian lingkungan sejalan dengan nilai-nilai persaudaraan dan tanggung jawab bersama terhadap bumi sebagai tempat tinggal umat manusia.
Selain itu, sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian lingkungan, Kemenag juga mengajak para khatib untuk dapat mengumumkan dan mendukung Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa.
Lantas, seperti apa naskah Khutbah Jumat tentang pelestarian lingkungan?
Simak 2 contoh naskah khutbah jumat tentang pelestarian lingkungan, mengutip dari website Pondok Pensantren Lirboyo.
Khutbah Jumat: Manusia dan Lingkungan Hidup
Khutbah I
الْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ الصَّلاةَ عِمَادَ الدِّيْنِ، وَجَعَلَهَا كِتَابًا مَوْقُوْتًا عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَشْهَدُ أن لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ خَلَقَ الْإِنْسَانَ في أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah Jumat rahimakumullah
Manusia diciptakan Tuhan dengan segala potensinya, kehadiran manusia di dunia ini hanyalah semata-mata mengabdi, beribadah, kepada Allah Swt. Dalam QS Adz-Dzariyat ayat 56, Allah Swt berfirman:
وما خلقت الجن والإنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya :”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Az Dzariyat [51]:56)
Seiring dengan itu, manusiapun diberi kewajiban oleh Allah sebagai pemimpin di muka bumi untuk memakmurkan dirinya dan seluruh mahluk di alam jagad raya ini. Islam menegaskan bahwa manusia ditugaskan Tuhan menjadi pengelola bumi, mempunyai makna unsur-unsur yang berkaitan sebuah rangkaian sistem kehidupan di antara unsur-unsur tersebut. Pertama, manusia sebagai makhluk yang diberi predikat khalifah.
Kedua, alam raya sebagai tempat melangsungkan kehidupan, Ketiga, hubungan manusia dengan lingkungan. Hubungan manusia dengan alam atau dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan penakluk dan yang ditaklukkan, melainkan hubungan ketundukan kepada Tuhannya, karena kemampuan yang dimiliki oleh manusia dalam mengelola alam, bukanlah akibat dari kekuatan yang dimiliknya, melainkan anugerah dari Allah SWT.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025: Takwa dan Tawakal kepada Allah SWT
Sebagaimana vang tergambar dalam QS. Ibrahim, ayat 32, Allah Swt berfirman :
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلْفُلْكَ لِتَجْرِىَ فِى ٱلْبَحْرِ بِأَمْرِهِۦ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلْأَنْهَٰرَ
Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.” (QS. Ibrahim : 32)
Jamaah Jumat rahimakumullah
Senada dengan itu QS. Al-Zukhruf ayat 13 juga mengatakan:
سُبْحَنَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِينَ
Artinya :”Mahasuci Allah yang telah menundukan semua ini kepada kami, padahal sebelumnya kami tidak menguasai” (QS Al-Zukhruf [43]: 13)
Pada sisi lain, kekhalifahan mengandung makna bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya dalam pandangan agama, seseorang tidak dibenarkan memetik buah sebelum siap untuk dimanfaatkan dan memetik bunga sebelum berkembang, karena hal itu tidak memberi kesempatan pada makhluk tersebut mencapai tujuan penciptaannya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ad Dukhon ayat 38 yang berbunyi :
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ
Artinya “Dan kami Tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan main” (QS Ad Dukhan [44]:38)
Senada dengan ayat di atas QS Al Ahqof 3 juga mengatakan:
مَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ
Artinya :”Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang di tentukan” (QS Al Ahqaf [46] : 3)
Ayat tersebut memberikan penegasan kepada manusia selaku khalifah bumi, agar tidak hanya mementingkan kepentingannya atau kelompoknya belaka, melainkan harus bersikap bijak demi kemaslahatan semua makhluk la tidak boleh menjadikan alam sebagai tempat berbuat sewenang-wenang.
Dengan demikian keberadaan manusia di muka bumi tidak hanya mencari kemenangan melainkan keselarasan manusia dengan lingkungannya dan tunduk kepada tuhannya, sehingga mereka dapat bersahabat dan senantiasa bersifat ramah.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang berakal (hayawanun nathiq) seyogyanya mampu memberikan nilai lebih di haribaan Tuhannya Dibandingkan dengan mahluk lain yang tidak dianugerahi akal, sebaliknya Tuhan tidak mengharapkan manusia menjadikan bumi sebagai ladang menumpuk dosa dan kemadharatan bagi yang lainnya.
Keberadaannya pun tidak di harapkan mengukir sejarah penebar kerusakan melainkan diharapkan menjadi “rahmatan lil alamin”
Pada posisi tersebut, sangatlah mulia keberadaan manusia, sehingga pantaslah makhluk yang satu ini dijadikan makhluk yang paling sempurna penciptanya. Namun, manusia pun bisa turun derajatnya seperti binatang, bahkan lebih rendah dari seekor binatang, yaitu bila manusia menjauhi harapan-harapan Tuhannya (QS Al A’raf: 179).
Dengan demikian sikap yang harus dikedepankan sebagai bagian dan karakter masyarakat islami rahmatan lil alamin di antaranya terwujudkan dalam beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, tidak membiarkan lingkungan (lahan) kosong. Tanpa ada pengelolaan adalah bagian dari sikap kontra produktif.
Kedua, berpahaman bahwa alam adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah Swt yang harus diberdayakan dengan baik,
Jamaah Jumat rahimakumullah
Dengan demikian yang dianugerahkan kepada manusia bukan untuk dimiliki melainkan hanya hak guna pakai. Sehingga manusia tidak berhak bertindak seperti penguasa alam. Dengan mengeksploitasinya secara besar-besaran dan tidak memperhatikan keseimbangan manusia yang hidup pada lingkungannya serta tidak layak baginya berbuat kerusakan di muka bumi.
Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga dapat memberikan manfaat dan keberkahan kepada kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ. وَتَقَبَّلَ مِنّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ. أَقُولُ قَوْلى هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Khutbah Jumat: Cinta Lingkungan Sebagian dari Iman
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَابْتَغِ فِيْمَآ آتَاكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia di siang hari ini, khatib berpesan khususnya kepada diri khatib sendiri dan kepada hadirin sidang jumat pada umumnya, untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Takwa dalam arti menjauhi segala hal yang dilarang syariat dan menunaikan apa-apa yang diperintahkan. Karena dengan begitu kita telah berusaha menjadi hamba yang benar-benar menghamba.
Ma’asyiral muslimin yang dirahmati Allah
Hari-hari ke depan curah hujan akan semakin lebat, kita lihat di banyak tayangan televisi, kondisi di berbagai daerah terlanda banjir. Bahkan sebagian daerah telah menjadi langganan air menggenang. Ironisnya, di bulan-bulan yang lalu, realita sebaliknya akrab di pelupuk mata kita, yakni fenomena kebakaran hutan.
Ratusan ribu hektar hutan terbakar dalam waktu yang relatif singkat dan berdekatan, bisa kita bayangkan berapa kerugian materi yang ditimbulkan, berapa jenis flora dan fauna yang menerima dampak buruknya, bahkan bukan tidak mungkin sebagian darinya terputus dari rantai kehidupan.
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah
Semua yang terjadi sekarang ini, musibah banjir, kebakaran, kekeringan, kelaparan bahkan virus Covid-19 yang belum sepenuhnya reda hingga sekarang tak lain adalah akibat dari ulah tangan manusia itu sendiri. Manusia yang ditugaskan sebagai khalifah di muka bumi dengan menjaga kestabilan dan kondusifitas di atasnya justru menjadi monster yang menyeramkan bagi alam.
Perusakan lingkungan terjadi di mana-mana. Eksploitasi alam digencarkan tanpa diimbangi dengan pembaharuan sumber dayanya. Penebangan hutan, penambangan, hingga hal terkecil yang jelas sehari-hari kita lakukan baik disadari maupun tidak, yakni membuang sampah sembarangan.
Di sunga-sungai dan selokan, yang nantinya ketika hujan turun deras, sampah itu akan menjadi penyumbat aliran air, sehingga banjirlah yang terjadi.
Mari bersama kita sadari bahwa semua itu bukan perilaku Islami. Agama kita tidak diam soal lingkungan. Kelestariannya menjadi perhatian serius. Dalam Al-Quran Surat Ar-Rum ayat 41 Allah SWT. tegas memperingatkan manusia akan dampak buruk yang luar biasa dari ulahnya ;
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Jika sudah timbul musibah dan bencana, baru kemudian mereka tersadar, itupun mungkin tidak sepenuhnya.
Hadirin Jamaah Jumat yang berbahagia
Alam yang menjadi rumah kita di dunia ini tengah menderita sakit teramat kritis, kondisi iklim telah berubah. Suhu panas di bumi meningkat setiap tahunnya. Debit air laut semakin pasang akibat mencairnya gunung es di kutub. Banyak flora dan fauna yang sejatinya menjadi penyeimbang alam punah akibat penebangan liar tanpa adanya reboisasi.
Di lain sisi, data dari sejumlah teori mengatakan, beberapa dekade yang akan datang populasi manusia di planet ini akan meningkat tiga kali lipat dari jumlah yang ada sekarang. Jika demikian, bumi harus mampu memenuhi kebutuhan mereka untuk terus mempertahankan ekosistemnya, mulai dari makanan, minuman, kebutuhan gas dan sebagainya.
Sedang kondisi alam tengah kritis. Sumber dayanya dikuras habis-habisan. Maka bukan tidak mungkin kehidupan di masa mendatang akan terjadi krisis yang mengerikan. Dengan semakin sedikitnya sumber alam yang dihasilkan bumi, manusia akan semakin egois. Negara yang memiliki sumberdaya melimpah pada akhirnya akan mementingkan keperluan penduduknya sendiri dengan menghentikan ekspor dan sebagainya.
Hadirin rahimakumullah
Semua itu bukan untuk menakut-nakuti, namun rasanya kenyataan-kenyataan yang sekarang sudah kita rasakan menjadi semacam peneguh akan kebenaran prediksi tersebut. Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita ubah pola kehidupan kita, mulai dari individu masing-masing dan berlanjut pada wilayah yang lebih luas. Sebenarnya jika kita runtut akar masalahnya, fenomena ini tidak lain karena kemerosotan moral yang ada pada diri manusia. Kiranya benar apa yang telah Abul Aliyah sampaikan, seorang ulama kenamaan:
مَنْ عَصَى اللَّهَ فِى الْأَرْضِ فَقَدْ أَفْسَدَ فِى الْأَرْضِ لِأَنَّ صَلَاحَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ بِالطَّاعَةِ
“Siapa yang berbuat durhaka kepada Allah di bumi, maka ia telah berbuat kerusakan di bumi. Karena keterpeliharaan dan kelestarian langit dan bumi bisa tercapai dengan ketaatan.”
Perhatian agama atas keberlangsungan hidup manusia dan alam ini begitu dalam. Keduanya berkaitan erat, karena manusia membutuhkan alam untuk melanjutkan eksistensinya, alam pun membutuhkan manusia sebagai penjaga dan perawatnya.
Maka mencintai lingkungan termasuk sebagian dari iman. Iman tidak terbatas pada ruang lingkup teologi secara praktis berupa iman kepada Allah, malaikat para rasul dan seterusnya,
اَلْإِيْمَانُ بٍضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً
“Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih.”
Begitu bunyi hadis sebagaimana riwayat Imam Bukhari, lebih lanjut sabda nabi ;
اَلطَّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ
“Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
Perilaku bersih tidak sesempit membersihkan tubuh dan area sekitar saja, namun menjadi instrumen lebih luas dari tidak berpikiran merusak alam dan lingkungan, sekaligus tidak membiarkannya rusak. Maka bersyukurlah, pemerintah menggaungkan lagi pentingnya perhatian terhadap alam dan lingkungan hidup. Mari kita dukung upaya tersebut.
Sebab tanpa dukungan dan kesadaran dari elemen masyarakat terkecil, semangat tersebut tidak akan berarti apa-apa. Semoga Allah memberikan jalan kepada kita dan keteguhan dalam menghamba kepada Sang Kuasa dengan turut ikut serta menjaga amanah-Nya. Amin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا الَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَممَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَععْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَززِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.