Sebulan Eksperimen, Seorang Dokter Makan Burger dan Ayam Goreng, Hasilnya Mengkhawatirkan
Hanya ada sedikit penelitian tentang dampak diet ultra-olahan terhadap kesehatan seseorang. Maka seorang dokter lakukan eksperimen.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ahli penyakit menular sekaligus peneliti medis Dr Chris van Tulleken menemukan hanya ada sedikit penelitian tentang dampak diet ultra-olahan terhadap kesehatan seseorang.
Oleh karena itu, ia memulai eksperimen sendiri untuk mengetahui 'seberapa besar dampak kerusakan' yang ditimbulkan makanan tersebut terhadap kesehatan tubuh, terutama pada anak-anak.
Temuan tersebut pun didokumentasikan dalam film dokumenter yang ditayangkan pada fitur 'What Are We Feeding Our Kids' di BBC Earth.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (29/7/2021), selama empat minggu, ayah dua anak ini mengkonsumsi makanan olahan seperti ayam goreng, burger, dan pizza.
Namun percobaan yang dilakukan selama sebulan itu sangat mengkhawatirkan, karena Dr van Tulleken tidak hanya merasa mudah lapar, namun juga lesu, merasa sekitar 10 tahun lebih tua, kurang tidur, hingga menderita sembelit.
Baca juga: Buah-buahan yang Sebaiknya Dihindari Bagi Mereka yang Ingin Diet
Tidak hanya itu, berat badannya pun bertambah 6,5 kg dalam empat minggu, tambahan angka itu mendorong berat badannya masuk pada kisaran kelebihan berat badan (obesitas).
Ia juga memiliki peningkatan lemak yang biasanya terlihat pada payudara laki-laki, dan mengalami penurunan libido.

Selain itu, dirinya merasa jauh lebih cemas, efek jangka pendek dari diet tinggi ultra-olahan ini terkait dengan depresi dan kecemasan.
Baca juga: Bisa Hindari Kelahiran Prematur, Begini Cara Diet Sehat selama Hamil
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (29/7/2021), dalam film dokumenter tersebut, Dr van Tulleken bekerja sama dengan Profesor Obesitas, Diabetes dan Endokrinologi di University College London dan salah satu pakar terkemuka Inggris dalam obesitas anak, Rachel Batterham.
Profesor Batterham ingin memahami perubahan dalam tubuh Dr van Tulleken, yang muncul dalam tes darah, pemindaian otak, dan perubahan fisik seperti berat badan, indeks massa tubuh, dan lemak tubuh.
Mengkonsumsi makanan yang penuh dengan makanan ultra-olahan memiliki dampak mengubah kadar hormonnya.
Sementara hormon 'lapar' (ghrelin) dalam darahnya naik 30 persen, ini menjelaskan 'mengapa ia merasa lebih sering lapar'.
Dr van Tulleken juga melihat penurunan hormon 'kekenyangan' (leptin) yang biasanya memberi sinyal ke otak bahwa 'anda sudah makan'.
Pemindaian otaknya pun tidak jauh lebih baik, ini bahkan mengungkapkan 'hasil medis paling mengerikan' yang pernah ia miliki.