Jumat, 3 Oktober 2025

Potensi Pertumbuhan Busana Muslim Masih Terbuka Lebar

Tren busana muslim di Indonesia kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

HANDOUT
Ilustrasi busana muslim. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren busana muslim di Indonesia kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai negara dengan populasi muslim tertinggi di dunia. Laporan dari State of the Global Islamic Economy pada tahun 2019-2020 menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara pengembang busana muslim terbaik di dunia, setelah Uni Emirat Arab dan Turki.

Menurut Thomson Reuters, Indonesia juga merupakan konsumen busana muslim terbesar ketiga di dunia, yang membelanjakan sekitar Rp 300 triliun per tahunnya.

Baca juga: Unsur-unsur Tari: Mulai Gerak, Tata Busana, Iringan, Properti hingga Tempat Pertunjukan

Potensi pertumbuhan di bidang busana muslim masih terbuka lebar, terutama karena konsumsi busana muslim secara global diperkirakan akan mencapai nilai US$ 402 miliar pada tahun 2024.

Di Indonesia sendiri, lonjakan permintaan terhadap busana muslim terlihat signifikan pada momen Ramadan dan Lebaran.

Pada tahun 2019, misalnya, laporan Tokopedia dan iPrice menyebutkan bahwa produk kaftan mencatatkan pertumbuhan 7x lipat dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pada tahun 2020, pencarian untuk kategori fashion di Google mulai naik di minggu pertama Ramadan dan mencapai puncaknya di pertengahan minggu ketiga. 

Belajar dari tren yang lalu, beberapa brand busana muslim ternama di Indonesia berfokus untuk mengalihkan strategi penjualan ke ranah online di tahun 2021.

Tiga diantaranya adalah Lamia Activewear, Iskanti, dan Parte. Ketiganya menyadari bahwa pandemi telah mendorong semakin banyak orang Indonesia untuk berbelanja secara online, dimana mereka bisa melakukan pembelian kapan saja dan dari mana saja.

Baca juga: Diam-Diam Ivan Gunawan Jadi Guru, Ajarkan Tentang Dunia Fashion 

Untuk menjangkau pembeli secara efektif, Lamia Activewear, Iskanti, dan Parte menggunakan solusi e-commerce SIRCLO Store untuk mengoperasikan website sendiri dan mempermudah transaksi jual-beli. Salah satu alasannya adalah untuk menjaga nuansa otentik dan identitas brand yang unik. 

“Parte merupakan brand yang sustainable dan ethical, dan kami merasa perlu menyampaikan value brand ini sambil mengedukasi pembeli. Sayangnya, marketplace bukan merupakan medium yang tepat karena visualnya amat terbatas dan terkesan ramai. Lewat SIRCLO Store, kami benar-benar bisa menyampaikan pesan kami secara lengkap dan jelas. Sehingga pembeli yang berkunjung ke website memang karena mereka tertarik dengan produk kami - bukan karena mengejar diskon atau promo,” jelas Qonitah Al Jundiah, Founder & Creative Director Parte dalam keterangan resmi, Sabtu (27/2/2021).

Belanja online bukanlah tren sesaat yang akan memudar setelah pandemi berakhir. Hingga saat ini, 197 juta penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet dan 93% pengguna internet baru mengaku akan terus mengandalkan kemudahan bertransaksi online hingga jangka panjang.

Oleh karena itu, brand busana muslim yang hendak berkembang pun harus segera mengokohkan strategi penjualannya di ranah online. 

Mega Iskanti, content creator sekaligus Founder dan CEO brand Iskanti, awalnya hanya berjualan melalui media sosial.

Namun, seiring berjalannya waktu, ia kesulitan mengelola pesanan yang membludak. Melalui website yang dibuat dengan SIRCLO Store, kini ia bisa meningkatkan automatisasi dan efisiensi waktu secara signifikan, sehingga operasional bisnisnya pun semakin rapi. 

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved