Berita Viral
Ramai Postingan Wanita yang Mengaku Dirinya Pelakor, Psikolog: Dia Ingin Tunjukkan Keberadaannya
Belakangan ini, bermunculan akun-akun media sosial yang menunjukkan diri sebagai pelakor. Berikut tanggapan psikolog.
TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini, bermunculan akun-akun media sosial yang menunjukkan diri sebagai selingkuhan atau yang biasa disebut perebut laki orang alias pelakor.
Melalui akun media sosialnya, sejumlah wanita terang-terangan mengungkapkan bahwa dirinya memiliki hubungan spesial dengan suami orang lain.
Bahkan, hubungan tersebut berlangsung selama bertahun-tahun tanpa pernah diketahui oleh istri sah.
Baca: Cerita Wanita Ditinggal Demi Pelakor Saat Lahirkan Anak ke-5, Kini Berjuang Lunasi Utang Suami
Baca: Marak Postingan Viral Pelakor di Medsos, Psikolog: Agar yang Mau Jadi Pelakor Berpikir 2 Kali
Seperti halnya yang diceritakan dalam unggahan video yang beredar viral, seorang wanita mengaku sudah dua tahun menjalin hubungan dengan suami orang.
"Aku pacaran sama suami orang sudah 2 tahun," sebutnya dalam video.
Pemilik akun tersebut pun mengungkapkan bahwa dirinya senang karena ia menilai sang kekasih lebih mementingkan dirinya dibanding istri sahnya.
Ia mengatakan, dalam sehari ia dapat tiga kali bertemu dengan sang kekasih.
"Dia pun suka bohong sama istrinya dia. Dia lebih memilih sama aku dulu dan kalau aku marah, dia sangat takut," lanjutnya.
Baca: Viral Video Pelabrakan Pelakor Dikawal Polisi & RT, Akhirnya Buat Surat Perjanjian, Mas Kawin Disita
Bebebarapa unggahan serupa juga beredar di media sosial dan mengundang perhatian warganet.
Tak sedikit warganet yang tampak geram melihat unggahan-unggahan tersebut.
Tanggapan Psikolog
Psikolog Keluarga dari www.praktekpsikolog.com di Bintaro, Jakarta Selatan, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menyampaikan tanggapannya terkait ramainya akun-akun media sosial yang mengekpos dirinya sebagai pelakor.
Menurut Adib, perilaku tersebut sudah menjadi fenomena yang berkembang saat ini.

Adib menuturkan, setiap orang tentunya ingin memiliki hubungan yang terbuka atau diketahui oleh orang lain.
Namun, seorang pelakor umumnya tidak bisa memperoleh hal tersebut.
Psikolog yang juga berpraktek di Klinik Terapi Anak dan Dewasa YPPI, Pondok Aren, Tangerang Selatan, itu pun menilai, orang-orang yang mengekspos dirinya sebagai pelakor sesungguhnya ingin menunjukkan keberadaannya dan ingin dinomorsatukan.
Baca: Cerita Lengkap Video Viral Pelabrakan Pelakor, Dikawal Polisi dan Pak RT, Berbuah Surat Perjanjian
"Kita kalau memiliki sebuah hubungan penginnya terbuka, sedangkan pelakor seringkali hubungannya cenderung back street, artinya hubungan yang sebenarnya tidak terlalu diekspos oleh keluarga besar, jadi seolah-olah hanya di belakang layar," kata Adib saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (24/9/2020).
"Lain dengan yang bukan pelakor, itu kan seolah-olah memang hubungan pernikahan antar dua keluarga."
"Nah menurut saya pelakor ini, dia ingin mencari eksistensi diri bahwa dia ingin intinya 'saya itu ada, saya juga ingin dinomor satukan'. Makanya dia tampil lah di sosmed, misal di TikTok," sambungnya.
Melihat fenomena tersebut, Adib berpendapat, orang-orang yang mengakui dirinya sebagai pelakor ingin hubungan yang ia jalani dianggap normal seperti pasangan lainnya.
Adib pun menilai, hal tersebut termasuk bentuk perlawanan karena selama ini masyarakat menganggap pelakor sebagai sesuatu yang tak normal.
Oleh karena itu, Adib melanjutkan, mereka pun ingin mengungkapkan bahwa mereka pantas bahagia dengan caranya tersebut.
"Dia dengan PD (Percaya Diri) menceritakan apa yang dia alami karena dia berharap yang dialami itu sesuai yang normal."
"Apalagi selama ini pelakor seolah-olah dianggap tidak normal begitu, jadi dia menyatakan bahwa ini perlawanan dari pelakor. Istilahnya (menyatakan) ini adalah sesuatu yang normal, ini sah-sah saja, bahwa setiap manusia berhak untuk bahagia," kata Adib.
Baca: Marak Postingan Viral Pelakor, Bolehkah Membagikan Aib Pasangan di Media Sosial? Ini Jawabannya
Baca: Wanita Pelakor Ini Kirim Video Mesra Dengan Oknum PNS ke Istrinya, Saat Digerebek Hanya Menunduk
Menurut Adib, orang-orang yang mengakui dirinya sebagai pelakor tersebut juga ingin dinomorsatukan oleh pasangannya.
Pasalnya, Adib mengakatakan, pada dasarnya, setiap manusia ingin diprioritaskan dan dihargai.
Oleh karena itu, Adib menilai, fenomena tersebut terjadi karena mereka ingin mencari penghargaan dan eksistensi diri.
"Jadi dalam rangka mencari penghargaan, dalam rangka mencari eksistensi diri, dalam rangka bahwa apa yang dilakukan itu sesuatu yang wajar-wajar saja, kira-kira seperti itu," ujarnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)