Senin, 6 Oktober 2025

Shandy Aulia Alami Mom Shaming, Pegiat Smart Parenting Sarankan Ini

Shandy Aulia mengalami mom shaming setelah beri MPASI pada sang anak. Pegiat smart parenting sarankan hal ini untuk hadapi mom shaming.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
Instagram @shandyaulia
Shandy Aulia dan Claire Herbowo (Instagram @shandyaulia) 

Nina menerangkan, hal ini dipengaruhi oleh kinerja otak perempuan yang sangat banyak dan random.

Sehingga, perempuan akan meluapkan hal yang menarik baginya.

"Perempuan itu memang dari otaknya memiliki banyak sekali saluran yang nggak urut, artinya lebih random daripada laki-laki."

"Sehingga, cara pikir kita pun ya random. Mana yang tiba-tiba menarik, akan kita blow up, mana yang tidak menarik ya akan tidak di blow up lagi atau dibiarkan begitu saja," terangnya.

Selain itu, Nina menyebutkan, perempuan pada dasarnya memang lebih suka berbicara dibanding para laki-laki.

Baca: Shandy Aulia Alami Mom Shaming setelah Beri MPASI pada Anak di Usia 4 Bulan, Ini Tanggapan Psikolog

Ia mengatakan, sejak pukul 10 pagi hingga pukul 5 sore, perempuan memiliki 7.000 hingga 20.000 kata.

Sedangkan, seorang laki-laki hanya memiliki maksimal 7.000 saldo kata saja.

"Jadi bisa dibayangin kan perempuan itu sangat suka bicara?"

"Ya fitrahnya seperti itu, jadi lebih mudah mengomentari, lebih mudah untuk reaktif akan sesuatu," terangnya.

Menurut Nina, sifat reaktif seseorang akan membuat dirinya lebih mudah merasa insecure.

Lantas, perasaan itu akan membuat dirinya cenderung menyerang orang lain sebelum dirinya diserang.

"Jadi lebih reaktif daripada dipikir duluan. Itulah kenapa perempuan itu biasanya lebih main pada perasaan daripada hal-hal yang bersifat logika," lanjutnya.

Oleh karena itu, Nina mengatakan, hal ini tentunya dapat dikendalikan dengan melatihnya.

Baca: Pro Kontra Pemberian Madu untuk MPASI Anak Shandy Aulia, Amankah Madu untuk Bayi?

Menurut Nina, apabila seseorang dapat membiasakan diri untuk melatih otak neokorteksnya, yaitu otak yang dominan dengan kemampuan logika, maka mereka tidak akan memiliki waktu untuk melakukan mom shaming.

"Otak neokorteks dengan otak reptil ini tidak bisa menyala bersama-sama, sehingga kalau neokorteksnya menyala, reptilnya akan padam."

"Sehingga kalau seseorang terbiasa dilatih pikirannya untuk memikirkan hal-hal yang positif, akademis, berbobot, biasanya mereka tidak punya waktu untuk mom shaming, body shaming, or comenting to order actions gitu karena otaknya sudah biasa untuk memikirkan hal-hal yang lebih baik," jelas Nina.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved