Inilah Marion Apitule Sudewo, Penerjemah Pertama Komik Petualangan Tintin
Ayon mulai menerjemahkan serial Petualangan Tintin pada tahun 1974 saat Ayon masih berusia 21 tahun.
Hasil terjemahan harus disesuaikan dengan Buble. Ada yang harus dipendekkan ia mencontohkan.
"Yang paling sayang itu sumpah serapah Haddock tidak bisa panjang-panjang, karena bahasa Indonesia lebih panjang. Saya harus hati-hati berusaha sedapat mungkin, muat ke dalam Buble masing-masing," lanjutnya.
Ayon kemudian mengingat kembali saat pertama kali menterjemahkan cerita Tintin, Rahasia Pulau Hitam. Usai diterjemahkan, tidak kembali kepadanya terlebih dahulu, tahu-tahu sudah dicetak.
"Tahu-tahu udah dicetak. Saya pikir itu tulisan dimasukkan ke Buble ada mesinnya, ada apanya yang bisa memperkecil huruf supaya muat, ternyata tidak. Ternyata, ditulis tangan oleh orang yang tulisannya bagus," kata dia.
Ia memperjelas, cerita Tintin dalam bahasa Indonesia pertama kali terjemahan ditulis dengan tangan.
"Untung kalian semua sudah terlalu tua, tidak ada yang pernah melihat Rahasia Pulau Hitam cetakan pertama. Cetakan pertama itu kacau.Namanya orang nulis banyak tentu ada yang salah tulis," cerita Ayon.
Edisi kedua, sudah mulai dengan penerjemah plus editor. Ada kertas filmnya. Penulis naskah di Buble ditulis di kertas film. Setelah selesai ditulis, kembali naskahnya kepadanya. untuk diperiksa kembali.
"Kalau sudah final baru dicetak. Jadi bukan hanya penerjemah, sekalian tukang periksa teks," kata dia.
Ayon menerjemahkan cerita Tintin sampai tahun 1978 karena harus melanjutkan kuliah, mendapat beasiswa di Leiden. Ia tak begitu mengingat sudah berapa seri cerita Tintin yang sudah ia terjemahkan.
"Saya cuma tahu Rahasia Pulau Hitam, terus yang pasti ada Kepiting Bercapit Emas, Tujuh Bola Kristal. Black Gold juga, terus kalau tidak salah yang Unicorn juga," tambahnya.
"Kalau mau lihat naskah saya lihat antara tahun 1975 sampai 1978. Saya tidak tahu persis, mungkin ada yang telat dikeluarkan sehingga tahun 1979 baru terbit. Tapi sepertinya tidak lebih dari 10 judul yang saya terjemahkan dulu," kata Ayon lagi.
Ayon tak memungkiri, sangat suka dengan cerita Tintin kisah wartawan cerdik ini. Hal itu yang membuatnya mau menerjemahkan serial cerita itu.
"Pokoknya supaya kita menikmati ramai-ramai, ini Tintin lucu, ceritanya menyenangkan. Kalau ada dalam bahasa Indonesia akan lebih banyak lagi orang yang kenal," ujarnya semringah.
Seru dan menyenangkan menerjemahkan cerita Tintin. Harus bisa menangkap makna dalam bahasa Inggris, tidak bisa harfiah karena cara pengungkapan bahasa Inggris itu, lanjutnya beda dengan bahasa Indonesia.
"Ketiga sumpah serapah Haddock paling menyenangkan meskipun sumpah serapah dia dalam bahasa Indonesia dan Belanda beda-beda," kenang Ayon.
Caption: Marion Apitule-Sudewo (67), Penerjemah Serial Petualangan Tintin pertama di Indonesia.