Tips Kesehatan
Catat! Daftar Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari Saat Diet
Berikut daftar makanan dan minuman yang harus kamu hindari saat menurunkan berat badan. Apa sajakah itu?
Berikut daftar makanan dan minuman yang harus kamu hindari saat menurunkan berat badan. Apa sajakah itu?
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian orang berusaha menurukan berat badan melalui cara-cara tertentu.
Salah satu cara menurunkan berat badan adalah dengan melakukan diet, tidak memakan makanan atau minum minuman tertentu.
Namun, banyak orang justru salah dalam memilih makanan dan minuman untuk menurunkan berat badan.
Ada beberapa makanan dan minuman yang harus dihindari ketika kamu sedang berusaha menurunkan berat badan.
Baca: Lima Gangguan Kesehatan Akibat Kelamaan Duduk, Satu di Antaranya Penurunan Kemampuan Otak
Baca: 6 Tanda Livermu Tak Sehat: Perut Buncit hingga Mudah Lelah
Baca: Menu Sahur dan Berbuka Puasa Lebih Sehat dengan Olahan Jamur, Coba Saja 4 Resep Mudah Ini
Berikut daftar makanan dan minuman yang harus kamu hindari saat turunkan berat badan, dilansir oleh Medical Daily:
1. Jus dan Minuman Manis
Gula dapat ditemukan dalam sirup, pemanis jagung, sirup malt, gula trehalosa dan lain-lain yang dapat ditemukan dalam label nutrisi makanan atau minuman.
Namun, waspadalah karena setengah dari gula dalam makanan sehari-hari berasal dari minuman manis.
Dari 2.000 kalori yang dibutuhkan pada hari biasa, 200 kalori atau 12 sendok teh gula disarankan untuk dikonsumsi dan bisa juga melalui gula tambahan.
Sayangnya, ini tidak selalu terjadi dan 17 sendok teh dilaporkan dikonsumsi setiap hari oleh orang Amerika, yang mengarah pada apa yang membentuk gaya hidup yang tidak sehat.
Gantilah kue atau hidangan penutup dengan buah-buahan, susu rendah lemak, dan sereal tanpa pemanis.
Tambahkan pula satu sendok teh gula ke kopi atau teh sebagai pengganti konsumsi gula tambahan.
2. Daging Olahan
Pedoman diet di Amerika Serikat merekomendasikan 26 ons daging dan telur unggas per minggu.
Daging dan telur unggas tanpa lemak lebih sehat daripada daging olahan karena makanan tersebut tidak memicu diabetes tipe 2, obesitas, dan kanker.
3. Makanan Cepat saji dan Makanan Ringan Olahan
Lemak jenuh dapat ditemukan pada kentang goreng, hamburger, kerupuk, dan makanan ringan olahan lainnya.
Sebuah studi yang berbasis di Iran dilakukan pada 300 mahasiswa Iran yang diambil secara acak dari dua universitas terkemuka di Qom tahun 2015 untuk lebih memahami hubungan antara obesitas dan kebiasaan makan cepat saji.
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (BMI), ditemukan bahwa rata-rata prevalensi obesitas adalah 21,3 persen di antara siswa yang terlibat dalam penelitian ini.
Studi ini menyimpulkan bahwa konsumsi makanan cepat saji mempengaruhi rasio wasit-hip (WHR) yang mempengaruhi BMI.
Berdasarkan WHR, prevalensi obesitas adalah 33,2 persen.
Ketika sampai pada pemahaman seberapa sering makanan cepat saji dikonsumsi, studi ini menemukan bahwa 72,4 persen orang memanjakan diri dalam makanan cepat saji setidaknya sekali dalam sebulan terakhir sebelum penelitian.
4. Nasi Putih dan Pasta
Indeks glikemik (GI) adalah parameter komparatif yang digunakan untuk mengukur bagaimana makanan tertentu meningkatkan kadar glukosa darah terhadap makanan lain.
Karbohidrat seperti roti putih, beras putih, dan pasta memiliki GI tinggi 70 atau lebih, sehingga mereka harus dimakan dalam jumlah yang lebih kecil.
Kacang-kacangan, ubi jalar, buah-buahan, dan sayuran non-tepung memiliki GI rendah di bawah 55.
Nasi putih dan pasta putih tidak memiliki banyak serat dan protein, sehingga nutrisi terbatas dan tidak membawa banyak manfaat kesehatan.
Mengontrol asupan karbohidrat adalah salah satu cara untuk bertahan hidup dari diabetes, karena karbohidrat jenis ini mempengaruhi kadar glukosa darah.
Menggabungkan makanan GI tinggi dengan makanan GI rendah paling baik untuk diet seimbang.
5. Es Krim
Es krim mengandung kalori dan gula yang tinggi.
Sebagian besar berkontribusi pada peningkatan kadar glukosa darah dan obesitas.
Es krim juga tidak menyediakan serat dan protein.
Mengganti es krim dengan buah beku dan yogurt untuk pencuci mulut adalah pilihan yang lebih sehat untuk menurunkan berat badan.
(Tribunnews.com/Citra Anastasia)