Sabtu, 4 Oktober 2025

Misteri Cinta di Peragaan Busana 25 Tahun Didi Budiardjo Berkarya

Bagi desainer Didi Budiardjo, cinta adalah sebuah misteri, susah dipahami, dan terkadang memiliki wujud yang berbeda-beda.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Rendy Sadikin
Tribunnews.com/Daniel Ngantung
Kemisteriusan cinta inilah yang menginspirasi Didi Budiardjo dalam menciptakan koleksi terbarunya yang ditampilkan dalam peragaan tunggal bertajuk Curiosity Cabinet di Hotel Mulia, Rabu (1/10/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi desainer Didi Budiardjo, cinta adalah sebuah misteri, susah dipahami, dan terkadang memiliki wujud yang berbeda-beda.

Kemisteriusan cinta inilah yang menginspirasi Didi dalam menciptakan koleksi terbarunya yang ditampilkan dalam peragaan tunggal bertajuk "Curiosity Cabinet" di Hotel Mulia, Rabu (1/10/2014) malam.

Peragaan ini sekaligus merupakan sebuah perayaan 25 tahun ia berkarya di kancah mode Tanah Air.

Didi begitu terpesona akan puisi karya pujangga Prancis Jacques Prévert yang mengisahkan ungkapan cinta sang pujangga.

Dari sekian banyak versi terjemahannya, Didi memilih versi berbahasa Arab sebagai ilhamnya di mood board untuk diinterpretasikan ke dalam sebuah koleksi yang terdiri atas 56 set busana.

"Saya pilih bahasa Arab karena saya memang tidak bisa membaca kaligrafi Arab. Cinta seperti itu bukan? Terkadang susah dipahami," ujarnya saat jumpa pers sebelum peragaan.

Adalah ciri khas Didi dalam berkarya selalu terilhami sebuah karya sastra atau musik, terutama para seniman Prancis.

Tahun lalu, ia melansir koleksi dalam sebuah peragaan bertajuk "Reverie" yang terinspirasi dari karya-karya komponis Prancis Claude Debussy.

"Curiosity Cabinet", terang Didi, menceritakan perjalanan kariernya selama 25 tahun yang penuh memori, kebangkitan dan kejatuhan, termasuk pengalamannya mengunjungi berbagai tempat di berbagai penjuru dunia yang berhasil membuatnya terkesan.

"Ada beberapa barang yang didapatkan saat traveling, saya pakai sebagai bagian dari penampilan model," ungkap desainer yang pernah memperdalam ilmu mode di Atelier Fleuri Delaporte, Paris, Prancis, itu.

Sebagai bagian dari perayaan, Didi juga mengatakan peragaannya kali ini penuh dengan elemen kejutan. Ia pun menggandeng Felix Tjahyadai, seorang skenografer, untuk membantunya menginterpretasikan elemen kejutannya melalui dekorasi-dekorasi yang unik.

Ballroom Hotel Mulia disulap menjadi alam fantasi Didi yang penuh imajinasi. Dua kuda putih raksasa menghiasi lintasan catwalk dan langitnya. Tiga gunung es berdiri sebagai latar belakang catwalk. Dari langit tampak pula hiasan-hiasan kristal seolah merefleksikan rintikan hujan.

Lampu mulai dipadamkan ketika peragaan yang mundur hampir dua jam dari jadwal itu akan segera dimulai.

Para tamu pun langsung menolehkan kepala ke arah belakang panggung, menantikan keluarnya para model. Namun mereka terkecoh karena para model muncul dari area fotografer atau di depan panggung. Begitu kejutan pertama yang Didi suguhkan di peragaannya kali ini.

Sebagai pembuka, Didi yang sejak Januari mulai menyiapkan peragaan ini menghadirkan gaun pengantin serba putih bersiluet ball gown nan megah. Alih-alih di akhir peragaan sebagai pamungkas seperti biasanya, Didi malah menampilkan gaun pengantin di awal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved