Lahir Prematur dan Nyaris Meninggal, Kini Menjelma Jadi Master of Hypnotherapy

TRIBUNNEWS.COM - Entah percaya atau tidak, ada pameo yang beredar di kalangan masyarakat yang menyebut, kalau bayi prematur mampu bertahan hidup, maka ada dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama, kalaulah bertahan hingga dewasa, ia akan cacat, entah secara fisik maupun mental.

Kemungkinan kedua, justru yang terjadi akan sebaliknya, yakni menjelma menjadi orang hebat dan punya kemampuan spesifik yang tak banyak dimiliki orang lain.

Tapi nyaris tak ada kemungkinan ketiga, yakni menjelma menjadi orang biasa-biasa saja, seperti orang kebanyakan.

Nah, Andreas Pasolympia barangkali mewakili gambaran kemungkinan kedua: lahir prematur, bahkan nyaris meninggal, tapi kini menjelma dewasa menjadi sosok master hipnosis!

Ia mampu mengobati berbagai penyakit, khususnya yang berkaitan dengan kejiwaaan. Seperti depresi, stres, frustasi, pikiran selalu gelisah dan mudah lelah.

Ini adalah problem yang menyiksa mayoritas warga perkotaan yang selalu dikejar deadline, target pekerjaan dan kemacetan di jalanan serta setumpuk problem lainnya. 

"Orangtua saya dulu nyaris hopeless (putus asa), karena sakit-sakitan bahkan sudah divonis tak bisa bertahan hidup lama. Tapi syukurlah, sekarang justru saya menemukan jati diri saya," kata Andreas Pasolympia saat berkunjung ke markas Tribunnews.com, Selasa (25/2/2014), bersama jajaran Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) lainnya.

Kini, ia sibuk dalam training untuk mengobati hingga memberikan training soal self hypnosis (pengobatan sendiri dengan hipnoterapi).

"Awalnya mengobati diri sendiri, nanti kalau sudah master, bisa mengobati orang lain," tuturnya.

Sederet kisahnya memberikan training ia tuangkan lewat situs www.sangpemenang.com

Lahir di Semarang tahun 1992, Andreas telah mengembangkan kemampuannya sejak dini.

Lahir prematur dengan virus toksoplasma dan kelainan mata yang ia alami tidak membuat ia menyerah pada nasib.

Sejak sekolah dasar, Andreas sudah menjadi seorang Reiki Master dan penghusada di Semarang.

Selain itu ia juga tertarik pada hal-hal pengembangan diri manusia. Ini membuatnya sadar akan sebuah mekanisme yang indah dan kompleks dalam diri manusia sejak kecil, yang mana akan menjadi bekal untuk petualangannya.