Jumat, 3 Oktober 2025

Jakarta Fashion Week 2013

Baju Bodo Modern IKAT Jadi Penutup Manis JFW 2013

Pagelaran busana koleksi "Mentari" (Spring-Summer) terbaru IKAT oleh Didiet Maulana jadi penutup manis JFW 2013.

Penulis: Daniel Ngantung
zoom-inlihat foto Baju Bodo Modern IKAT Jadi Penutup Manis JFW 2013
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Model memeragakan busana Ikat Indonesia karya perancang Didiet Maulana pada pagelaran fashion show Jakarta Fashion Week 2013 yang mengusung tema Romantika Mentari sebagai penutup acara JFW di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Senin (12/11/2012) malam.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Perhelatan Jakarta Fashion Week 2013 berakhir tadi malam, Senin (12/11/2012). Pagelaran busana koleksi "Mentari" (Spring-Summer) terbaru IKAT oleh Didiet Maulana menjadi penutup manis salah satu perhelatan terpenting dalam kalender mode Indonesia itu.

Koleksi tarbaru Didiet  kali ini dinamai "Romantika Mentari" yang menghadirkan sederatan busana bernuansa tropis dalam palet warna yang lembut dan cerah.

Sesuai dengan ciri khas desainnya, Didiet tetap mengangkat kain-kain tradisional sebagai material utama busana.

Dalam debutnya di JFW, perancang lulusan jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan tahun 2002 silam  ini bereksplorasi dengan kain sutra Sengkang khas Sulawesi Selatan. Kain ini memiliki motif zig-zag horisontal dan bahannya mengkilap.

Bukan hanya pada bahan saja. Seperti yang dikatakan Didiet, nuansa Sulawesi Selatan juga terasa pada beberapa busana yang struktur dan teknik cutting-nya terinspirasi dari baju bodo (bagian pundaknya tidak dijahit dan hanya sisi bawah lengan yang dijahit).

Di tangan Didiet, kain-kain tersebut disulapnya  menjadi pakaian yang modern. "Modern yang dimaksud bukan hanya tentang tampilan busananya saja, tapi bagaimana busana itu applicable dengan aktivitas keseharian kita," ujar perancang yang mengaku membutuhkan waktu enam bulan untuk mempersiapkan koleksi ini.

Ada 50 look busana wanita dan 12 look busana pria yang ditampilkan Didiet malam itu. Pagelaran busana dibuka dengan dengan penampilan sahabatnya, Andien.

Model senior Izabel Jahja, menjadi "first face" dalam pagalaran ini. Ia melenggang di atas catwalk dalam balutan dress two-piece yang terdiri dari atasan merah muda tak berlengan  dan rok bersiluet pensil oranye.

Dress tersebut dipadukan lagi dengan luaran, semacam ponco, berbahan sheer dengan siluet baju bodo yang memberi sentuhan akhir yang simpel dan modern. Kesan arsitektural juga terasa pada rancangannya, misal pada desain ponco yang memiliki aksen berstruktur.

Luaran bersiluet bodo ini juga dipadukan pada busana-busana lainnya, semisal jumpsuit, mini set dan cropped pants, dan terusan berdekorasi peplum.

Luaran tersebut tak hanya dihadirkan Didiet dalam siluet baju bodo saja, tapi termasuk swing jacket, coat, bahkan rok dan dress sekalipun.

Sesekali luaran tersebut tampak manis dengan adanya hiasan bordiran bunga khas Tasikmalaya. Untuk tampilan yang lebih modern, Didiet juga menambahkan aksen ritsleting.

Perancang yang berguru kepada Edward Hutabarat ini juga menghadirkan sederetan evening wear, di antaranya column dress strapless hingga gaun one off shoulder dalam warna-warna menyala seperti hijau dan ungu. Detail bordir dan sprecious stone yang menghiasi gaun-gaun tersebut memberi sentuhan glamor.

Jaket, sweater, dan celana pendek yang juga terbuat dari kain-kain sengkang tampak mendominasi koleksi busana pria. Untuk sepatu pria, Didiet menggunakan material kain ikat asal Flores.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved