Rok Bahan Tenun Ini Limited Edition

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Agustina N.R

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karena kain tenun susah diproduksi secara masal, Yosita  hanya membuat satu satu baju, satu ukuran dari satu kain tradisional ini. Rupanya sifat kain tenun yang sensitif.

Tak heran, jika untuk membuat satu rok saja Yosita menggunakan tenun lama alis kain tenun yang sudah diproduksi beberapa tahun lalu. Seperti yang dipamerkanya  di Indonesia Creative Center (ICC), Sarinah Thamrin, Jakarta. Yosita juga membawa koleksi over coat, blus, dan rok dari bahan tenun.

Namun motif lama ini justru banyak peminatnya. Alhasil rancangan perempuan lulusan Esmod dan Lasalle Singapura ini pun laris. "Banyak peminatnya, mereka suka karena kain motif kainnya yang unik dan lama," lanjutnya.

Yosita dengan produk berlabel sama dengan namanya itu memang spesialis kain tradisional yang limited edition. Rumah produksi fashion yang berdiri sejak tahun 2008 ini kerap mengikuti pameran kerajinan, baik dalam maupun luar negeri.

"Saya menggunakan kain khas Indonesia. Macam tenun, songket, dan batik, seperti tenun NTT, Bali, NTB, sampai Batik dari Jogja, Madura, dan lainnya," ujar Yosita kepada Tribun, Selasa (18/9/2012).

Dengan produk yang terasa spesial ini, Yosita membidik kalangan perempuan dewasa yang ingin tampil beda di setiap kesempatan. Mengingat harga yang dibanderol untuk produk ready to wear sekitar Rp 1,5 - Rp 5,5 juta, sedangkan kain sekitar Rp3 - Rp 18 juta ke atas.

"Untuk perawatan baju dari tenun, khususnya tenun lama, cukup di-dry clean atau diangin-anginkan saja, jangan dicuci atau menguceknya, karena kain tenun bisa rusak," jelas perempuan yang dapat mengikuti tiga pameran dalam satu bulan ini.