Sabtu, 4 Oktober 2025

Klasik Modern Indische in Batiken Ala Anne Avantie

Dikenal sebagai desainer kebaya papan atas, Anne Avantie tak ragu menghadirkan busana ready to wear bagi masyarakat Yogya.

zoom-inlihat foto Klasik Modern Indische in Batiken Ala Anne Avantie
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
Indische in Batiken by Anne Avantie

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ekasanti

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA  - Dikenal sebagai desainer kebaya papan atas, Anne Avantie tak ragu menghadirkan busana ready to wear bagi masyarakat Yogya. Sebanyak 14 rancangan busana batik lawasan dibawakan dengan begitu apik oleh para model di tengah acara makan malam "Colonial Dinner" bertemakan Indische in Batiken by Anne Avantie di Indische Koffie Yogyakarta, pekan lalu.

Restoran yang berlokasi dalam area Benteng Vredenburg ini, mampu memperkuat nuansa klasik modern yang ditampilkan Anne malam itu. Meski tidak dapat hadir secara langsung dalam perhelatan tersebut, Anne telah menghadirkan 10 busana wanita dan empat busana pria ready to wear berlabelkan Batiken.

Batiken sendiri merupakan lini produk dari Anne Avantie yang mengkhususkan pada busana siap pakai dari batik lawasan. Mengapa lawasan? Karena desainer kebaya kondang ini ingin lawasan naik pamor dan supaya pengepul lawasan ikut terangkat.

Sapto Noegroho, asisten Anne Avantie yang merangkap manager di manajemennya, mengungkapkan, Anne ingin menciptakan karya fashion yang lebih menghargai warisan budaya Tanah Air, dalam hal ini batik lawasan. "Melalui Batiken, Anne mampu membantu para pengepul batik yang seringkali dipandang sebelah mata," tutur Sapto, seusai fashion show.

Batik lawasan pada dasarnya lebih rapuh dibandingkan kain batik baru. Namun, Sapto menjelaskan bahwa ada kualifikasi bahan lawasan tertentu yang bisa digunakan. Dari belasan rancangannya, Anne banyak bermain dengan teknik patchwork sehingga meminimalkan kemungkinan robek.

"Kami memilih materi bahan agar bajunya bisa awet karena kain lawasan itu semakin tua semakin rapuh," tukas Sapto mewakili Anne yang tidak dapat hadir malam itu.

Dapat dilihat, potongan potongan batik lawas berbagai motif ditata bertumpuk dikombinasikan dengan rajut, kain sarung dan renda serta batuan dan manik manik di beberapa sisinya.

Namun, dalam koleksi ready to wearnya Anne tidak terlalu banyak menggunakan aksen ornamentik. Ia lebih fokus pada teknik patchwork serta permainan pola cutting untuk menciptakan busana yang tidak hanya indah tapi juga nyaman dikenakan sehari hari. Hasilnya adalah busana semi formal dengan sense glamour yang chic dan tidak berlebihan.

Dalam fashion show kali ini, Anne membagi rancangannya dalam dua sesi. Menyuguhkan kombinasi mini dress, jaket, ponco, celana 7/8, blus, legging warna warni serta backless dress yang tampil menawan dengan aksesori clutch ular, wedges batik, serta handbag bernuansa senada.
Di tangan dinginnya, Anne mampu mengubah image batik lawasan yang kusam menjadi lebih modern dan stylish.  Warna warnanya yang dihadirkan pun begitu cantik dan cerah semisal  pink, ungu, kuning, oranye dan biru.

Jika diamati secara keseluruhan, modelnya justru lebih tepat bagi kalangan muda yang aktif dan ceria. Apalagi segmen ini jauh lebih mudah menerima hal hal yang baru dalam hal fashion. Tidak perlu lagi merasa rikuh mengenai motif motif batik pakem, jika sudah diolah dan dikreasikan menjadi busana modern yang begitu stylish dan up to date.

Mengenai rentang harga koleksi yang dipamerkan malam itu, Sapto tidak bisa menjawab dengan pasti, lantaran setiap kombinasi setelannya cukup beragam. Namun, Sapto mengakui bahwa setiap potong koleksi Batiken masih sangat terjangkau dalam kisaran ratusan ribu. Jauh berbeda dengan koleksi kebaya couture-nya.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved