Selasa, 30 September 2025

Jelang MPLS, Mensos Gus Ipul Ajak Dialog Calon Siswa Sekolah Rakyat Indramayu

Jelang MPLS, Mensos Gus Ipul berdialog dengan calon siswa Sekolah Rakyat di Indramayu

Editor: Content Writer
Istimewa
SEKOLAH RAKYAT INDRAMAYU - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono berdialog dengan para calon siswa dan orang tua siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 40 Indramayu di Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berdialog dengan calon siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 40 Indramayu di Balai Latihan Kerja (BLK) Indramayu, Jawa Barat, Senin (28/9/2025). Dalam pertemuannya tersebut, Ia memberikan semangat kepada para siswa dan orang tuanya jelang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

"Alhamdulillah Indramayu sudah mulai Sekolah Rakyat Terintegrasi. Tahun ini SD dan SMP, mudah-mudahan tahun depan ada SMA," ungkap Gus Ipul. 

Gus Ipul menargetkan akan ada masing-masing lebih dari 300 siswa yang bisa diterima di SRT 40 Indramayu di jenjang SD, SMP, dan SMA. Ia pun menegaskan Sekolah Rakyat merupakan sekolah khusus keluarga tidak mampu khususnya untuk anak-anak yang belum sekolah, tidak sekolah, dan putus sekolah.

"Sekolah Rakyat bisa beroperasi di tengah semester. Karena sedang disisir siapa anak yang tidak sekolah karena kekurangan biaya dan sebab lainnya," ujar Gus Ipul. 

Mensos Gus Ipul menyampaikan bahwa tak ada tes akademik untuk masuk sekolah ini. Tapi, hanya seleksi administrasi sebagai bagian dari keluarga tak mampu.

"Orang tua siap-siap. Jangan cuma sekolahkan anak. Orang tua harus mau berubah, akan dilatih pendamping, punya usaha atau keterampilan agar usahanya meningkat," kata Gus Ipul.

Gus Ipul meminta agar para orang tua yang diberdayakan bisa mandiri maksimal 5 tahun. Sehingga, mereka tak perlu lagi menerima bantuan sosial, tapi program pemberdayaan.

"Ini usaha presiden untuk mengentaskan kemiskinan secara terpadu. Tidak cukup anak sekolah tapi keluarga juga mandiri," ucap Gus Ipul. 

Gus Ipul mengatakan, lahan Sekolah Rakyat permanen sudah disiapkan Bupati Indramayu seluas 10 hektare untuk tahun depan. Sekolah Rakyat dengan gedung permanen tersebut ditargetkan dapat menampung 100 siswa per angkatan dan per jenjang. "100 SD, 100 SMP, dan 100 SMA," katanya.

Gus Ipul menjelaskan, sekolah ini akan dibangun mulai tahun ini. Sehingga, tahun depan mulai digunakan. Adapun untuk saat ini, siswa akan difasilitasi cek kesehatan gratis hingga talent mapping.

Baca juga: Mensos Gus Ipul Ajak Karang Taruna Aktif dalam Pemutakhiran Data Bansos

"Anak-anak nanti dapat makan 3 kali sehari, snack 2 kali sehari. Enggak perlu jajan lagi. Sudah disiapkan semua di Sekolah Rakyat. Anak-anak dapat perlengkapan sekolah, seragam 8 set," jelasnya.

Ia juga mengajak dialog para calon siswa dan orang tuanya. Salah satunya calon siswa, Narsila Anandia telah putus sekolah SD. Ia tak melanjutkan ke SMP karena orang tuanya terkendala biaya.

"(Setelah putus sekolah) Di rumah bantu mama dan antar adik sekolah. Cita-cita ingin jadi dokter," kata Narsila sambil mengusap air matanya.

Ayah Narsila, Nurbuat berharap anak dapat memiliki masa depan yang jelas setelah bersekolah di Sekolah Rakyat. "Harapan saya jadi anak solehah dan masa depan yang jelas," katanya.

Lalu calon siswa lainnya, Kurniawati. Dia sudah sebulan putus sekolah. Ayahnya bernama Dodo yang berprofesi sebagai serabutan sebagai buruh lepas. "Anaknya boleh sekolah di Sekolah Rakyat?" kata Gus Ipul.

Ia pun memperbolehkan anaknya bersekolah di Sekolah Rakyat. Saat ditanya alasannya, ia mengatakan anaknya yang ingin meneruskan sekolah. "Gimana lagi, maunya sekolah anaknya," katanya.

Usai berdialog, Gus Ipul mengajak semua pihak untuk mewujudkan cita-cita para siswa lewat Sekolah Rakyat. Ia ingin mengawal para siswa sampai jenjang Universitas dan bekerja.

"Raih cita-citanya, belajar sungguh-sungguh. Ini kesempatan yang diberikan pak presiden bekerja sama dengan Kemensos dan bupati Indramayu," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Indramayu, Lucky Hakim menceritakan kisahnya yang juga berasal dari wong cilik. Ia diadopsi saat masih kecil dan dibuatkan akta kelahiran baru. Ia bahkan sempat tak tahu orang tua kandungnya.

"Sebelum orang tua angkat saya meninggal, dikasih tahu kalau bukan anak kandung. Saya baru tahu saya bukan anaknya," ujar Lucky Hakim.

Ia pun mencari tahu soal orang tua kandung dan keluarganya. Saat bertemu dengan kakak dan adiknya, ia mengakui ada perbedaan dirinya dengan saudaranya.

"Bedanya badan mereka lebih pendek, mereka rada ganteng. Tapi saya paling ganteng, saya lebih tinggi, cara ngomong saya lebih percaya diri. Apa yang membedakan saya dan adik kandung saya? Asupan gizi dan pendidikan," jelas Lucky Hakim. 

Menurutnya, sosoknya selama ini yang kini berpendidikan dan mapan merupakan pengorbanan orang tuanya, apalagi ketika mereka dipisahkan. Ia berharap para siswa Sekolah Rakyat dapat menjadi "Lucky Hakim" yang lebih baik lagi.

"Doakan anak-anaknya jadi orang sukses. Di Sekolah Rakyat dibina dan dibiayai. Insya Allah semua lebih baik, Indonesia makin maju, cerdas bareng- bareng, tumbuh setara," tutup Lucky Hakim. 

Untuk diketahui, SRT 40 Indramayu memiliki 4 rombongan belajar dengan jumlah calon siswa sebanyak 100 orang. Rombongan belajar terdiri dari 50 calon siswa SD dan 50 calon siswa SMP.

Baca juga: Gus Ipul Paparkan Sekolah Rakyat Hadirkan Pendidikan dan Pemberdayaan Keluarga

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan