Pelatihan Kemensos Bekali Ratusan Wali Asuh dan Wali Asrama Sekolah Rakyat di Yogyakarta

Gus Ipul menegaskan bahwa guru, Wali Asuh, dan Wali Asrama merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Guru berperan dalam pendidikan formal, sementara Wali Asuh dan Wali Asrama memiliki peran strategis dalam pendidikan berasrama yang menjadi bagian penting dari pembentukan karakter siswa.

Baca juga: Kemensos Beri Santunan Rp15 Juta kepada Ahli Waris Korban Meninggal Saat Demonstrasi

3 Dosa Besar Pendidikan

Gus Ipul mengajak Wali Asuh dan Wali Asrama untuk mengingat tiga hal yang harus dihindari di Sekolah Rakyat.

"Saya ingin ini menjadi komitmen kita, ada tiga yang tidak boleh terjadi di Sekolah Rakyat yang disebut dengan tiga dosa besar pendidikan," jelasnya.

Tiga hal yang dimaksud adalah perundungan, kekerasan fisik maupun seksual, serta intoleransi. Gus Ipul menegaskan bahwa apabila Wali Asuh maupun Wali Asrama menemukan tanda-tanda ketiga hal tersebut, mereka diminta segera melaporkannya agar dapat dicarikan solusi.

Sementara itu, Wali Asuh Sekolah Rakyat Menengah Atas 20 Sleman, Beni Fajar Nurohman, merasa bangga dengan perkembangan siswa yang ia dampingi selama kurang lebih dua bulan berada di Sekolah Rakyat.

"Alhamdulillah sudah jauh banyak perubahan, dari yang awalnya mungkin masih sedikit minder, tapi sekarang sudah mulai bisa percaya diri," ungkap Beni.

Melalui pelatihan ini, diharapkan para Wali Asuh dan Wali Asrama dapat memahami tugas serta tanggung jawab dengan baik, sekaligus meningkatkan rasa empati dan kesabaran dalam mendampingi siswa.

"Agar mereka bisa melayani dengan hati, melayani dengan prosedur yang ada," pungkas Gus Ipul usai acara.(*)

Baca juga: Kementerian HAM Apresiasi Gerak Cepat Kemensos Rehabilitasi Korban Unjuk Rasa