Kementan: Produksi Beras Januari–Oktober 2025 Tembus 31,04 Juta Ton
Produksi beras nasional naik 12,16 persen dari tahun lalu. Kementan optimistis target swasembada tercapai.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Produksi beras nasional hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton, melampaui total produksi sepanjang 2024 yang tercatat sebesar 30,62 juta ton. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan signifikan sebesar 12,16 persen dibandingkan periode Januari–Oktober 2024 yang hanya mencapai 27,67 juta ton.
Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan bahwa peningkatan ini didorong oleh optimalisasi lahan dan indeks pertanaman yang semakin meningkat di berbagai daerah sentra produksi.
Optimalisasi Lahan Jadi Kunci Kenaikan Produksi
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari strategi optimalisasi lahan yang dijalankan pemerintah.
“Optimalisasi lahan menjadi kunci sukses peningkatan produksi beras yang signifikan. Dari yang sebelumnya hanya mampu tanam sekali setahun, kini indeks pertanaman padi bisa meningkat menjadi dua hingga tiga kali setahun,” ujar Mentan Amran.
Langkah optimalisasi lahan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
- Rehabilitasi lahan tidur agar kembali produktif.
- Pengelolaan sistem irigasi yang lebih efisien sehingga pasokan air terjaga.
- Penerapan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan hasil panen.
- Pemanfaatan lahan suboptimal seperti rawa dan lahan kering dengan teknik budidaya inovatif, sehingga siklus tanam dapat lebih intensif.
- Berkat berbagai langkah ini, luas panen padi pada periode Januari–Oktober 2025 mencapai 10,22 juta hektare, meningkat 11,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 9,13 juta hektare.
Baca juga: Laporan BPS: Produksi Beras Nasional hingga Oktober 2025 Surplus 3,7 Juta Ton
Faktor Iklim dan Panen Raya Perkuat Produksi
Selain strategi pengelolaan lahan, kondisi iklim yang relatif bersahabat pada tahun ini turut mendukung produktivitas petani. Panen raya yang berlangsung serentak di sejumlah daerah sentra produksi seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi semakin memperkuat surplus produksi beras nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) meyakini tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir 2025 seiring dengan musim tanam kedua dan ketiga yang tengah berlangsung.
Optimisme terhadap capaian produksi padi Indonesia juga datang dari lembaga internasional.
FAO memproyeksikan produksi beras Indonesia pada musim tanam 2025/2026 akan mencapai 35,6 juta ton, menjadi rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
USDA dalam laporan Rice Outlook April 2025 memperkirakan produksi beras Indonesia sebesar 34,6 juta ton, atau meningkat 4,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kedua proyeksi tersebut mempertegas posisi Indonesia sebagai salah satu produsen beras terbesar di dunia.
Menuju Swasembada Pangan Nasional
Mentan Amran menyebutkan bahwa surplus produksi beras nasional tidak hanya akan menjaga stabilitas harga di pasar domestik, tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan petani.
“Kita akan terus menjaga momentum positif ini melalui penyediaan sarana produksi pertanian, penguatan sistem pengairan dan pompanisasi, serta pemanfaatan kondisi iklim yang menguntungkan di tahun ini,” tutur Mentan Amran.
Dengan capaian yang telah menembus 31,04 juta ton hingga Oktober 2025, Indonesia diyakini berada di jalur yang tepat menuju swasembada beras sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Kementan dan Komisi IV DPR RI Dorong Maros Jadi Lumbung Pertanian Sulsel
Turunkan Harga Beras, Mendagri: Operasi Pasar Dilanjutkan di 105 Kabupaten/Kota |
![]() |
---|
DPR Minta Pemerintah Tambah Bansos Minyak 2 Liter, Menkeu Purbaya: Kami Sanggup |
![]() |
---|
18,2 Juta Keluarga akan Terima Bansos Beras 10 Kg Per Bulan, Ini Link Cek Nama Penerima |
![]() |
---|
Masyarakat Mulai Ngeluh Harga Pangan Melonjak, Cabai Tembus Rp100 Ribu per Kg: Daging Ayam Mahal |
![]() |
---|
Puji Mentan Amran, Ketua DPD RI: 70 Persen Masalah Pertanian Selesai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.