Sabtu, 4 Oktober 2025

Buka Gerakan Pangan Murah, Mendagri Tito Tekankan Intervensi Stok Beras Guna Kendalikan Inflasi

Buka acara Gerakan Pangan Murah di Kendari, Mendagri Tito Karnavian tekankan pentingnya intervensi stok beras untuk mengendalikan inflasi.

Editor: Content Writer
Dok. Puspen Kemendagri
GERAKAN PANGAN MURAH - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian saat membuka Gerakan Pangan Murah di Plataran eks-MTQ Tugu Religi, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (26/8/2025). Dalam acara tersebut, Mendagri Tito Karnavian menekankan pentingnya intervensi stok beras untuk menjaga kestabilan harga sekaligus tekan laju inflasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya intervensi stok beras untuk menjaga kestabilan harga sekaligus menekan laju inflasi. Hal tersebut ia sampaikan saat membuka Gerakan Pangan Murah di Plataran eks-MTQ Tugu Religi, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (26/8/2025).

Mendagri Tito Karnavian menegaskan bahwa persoalan beras masih menjadi tantangan utama dalam pengendalian inflasi. Meski produk nasional mencapai sekitar 30 juta ton dengan cadangan di Bulog sekitar 4 juta ton, menurutnya langkah intervensi tetap harus digencarkan.

“Nah, kemudian yang kita perlu waspada betul adalah beras,” ujar Mendagri Tito Karnavian.

Data perkembangan harga di daerah menunjukkan situasi yang belum sepenuhnya stabil. Dari 514 kabupaten/kota, sebanyak 233 daerah sempat mengalami kenaikan harga beras. 

Intervensi yang dilakukan pemerintah berhasil menurunkan jumlah itu menjadi 191 daerah, namun belakangan kembali meningkat menjadi sekitar 193 hingga 200 daerah.

“Artinya apa? Persoalannya, ini kita perlu genjot lagi untuk intervensi beras,” tegas Mendagri Tito Karnavian.

Lebih lanjut, Mendagri Tito Karnavian menjelaskan salah satu bentuk intervensi yang tengah dilakukan pemerintah, yakni melalui beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Beras ini dikemas dalam paket kantong lima kilogram dengan harga Rp60 ribu, atau sekitar Rp12 ribu per kilogram. 

Harga tersebut masih berada di bawah harga acuan pemerintah sebesar Rp12.500 per kilogram, sehingga konsumen tetap dapat memperoleh beras dengan harga terjangkau.

Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Tegaskan Stabilitas Harga Pangan Jadi Prioritas Utama Pemerintah

Namun, Mendagri Tito Karnavian menekankan bahwa kebijakan ini tidak boleh berhenti pada langkah sesaat. “Ini gerakan temporer, harus ada gerakan yang lebih berkesinambungan,” jelasnya.

Karena itu, ia mendorong agar beras SPHP lebih banyak digelontorkan ke pasar rakyat. Menurutnya, pasar perlu dibanjiri dengan beras SPHP agar harga tetap stabil dan tidak kalah bersaing dengan beras lainnya yang cenderung naik. 

Menutup sambutannya, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Gerakan Pangan Murah di Kendari. Ia berharap, kegiatan ini dapat menjaga stabilitas pangan di seluruh Sulawesi Tenggara, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Saya doakan dengan acara ini, insyaallah pangan bisa terkendali di seluruh, seluruh Sulawesi Tenggara, seluruh kabupaten [dan] kota yang ada,” pungkasnya. 

Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulawesi Tenggara, serta pihak terkait lainnya. 

Baca juga: Cek Langsung, Mendagri Tito Karnavian Pantau Penyaluran Beras SPHP di Provinsi Banten

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved