Program Makan Bergizi Gratis
Ribuan Kasus Keracunan Terjadi, Kepala BGN Sebut Anak Tetap Antusias Konsumsi MBG
Kepala BGN menyebut sebagian besar anak tetap antusias mengonsumsi MBG usai insiden keracunan yang jumlahnya hingga ribuan kasus.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya mengevaluasi ketat setiap insiden keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) termasuk melakukan pemulihan atau recovery pada anak-anak yang menjadi korban.
Ia menyebut, bahkan sebagian besar anak tetap antusias mengonsumsi MBG usai insiden keracunan.
Baca juga: Puluhan Mobil Ambulans Bolak Balik Angkut Korban Diduga Keracunan MBG di Bandung Barat
Saat ada kejadian keracunan maka BGN ujar Dadan, langsung menyetop sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk dilakukan penyelidikan.
“Kami minta untuk stop beroperasi sambil melakukan evaluasi analisis termasuk bagaimana membuat recovery terhadap anak yang trauma,” kata dia dalam konferensi pers di kantor BGN, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Dalam proses recovery tersebut, BGN tidak memaksa anak yang tidak ingin menerima untuk sementara waktu karena mengalami trauma.
Baca juga: Cegah Penyelewengan Dana MBG, Presiden Prabowo Instruksikan Penyajian Telur Hanya Direbus & Diceplok
“Kami harus hormati kondisi anak-anak tersebut. Tapi dalam banyak kasus, sebagian besar anak ingin kembali mengonsumsi makanan MBG. Jadi hanya sebagian kecil yang mengalami trauma tapi sebagian besar mereka kembali mengonsumsi MBG,” ungkap dia.

Dadan mengungkapkan, sejak pertama kali diluncurkan pada 6 Januari 2025, pihaknya mencatat ada 4.711 kasus yang mengalami insiden keracunan MBG.
Kejadian insiden keamanan pangan ini menurut Dadan, relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah porsi yang sudah dibuat oleh seluruh SPPG selama 9 bulan terakhir ini.
“Alhamdulillah seperti yang sudah saya sampaikan sekarang ini sebagian besar anak memang senang dengan program makan bergizi dan ada 4.711 kasus yang kami temukan selama 9 bulan dan kami sudah membuat porsi makan 1 miliar sampai hari ini,” jelas Dadan.
Sebelumnya dalam keterangan beberapa waktu lalu, kepada korban, BGN akan bertanggung jawab dalam penanganan medis dan pembiayaannya.
Korban juga diberikan asuransi untuk membayar biaya pengobatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.