Senin, 29 September 2025

Dapat Anggaran Rp 268 Triliun di 2026, BGN Fokus Pemenuhan Gizi Anak Sekolah, Ibu Hamil dan Menyusui

Anggaran Badan Gizi Nasional (BGN) untuk tahun 2026 sebesar Rp 268 triliun. Lantas, kemana saja dana itu disalurkan? Untuk apa aja?

Tribunnews.com/Chaerul Umam
ANGGARAN MBG - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan anggaran Badan Gizi Nasional (BGN) untuk tahun 2026 sebesar Rp 268 triliun. Lantas, kemana saja dana itu disalurkan? Untuk apa aja?. (Tribunnews.com/ Chaerul Umam) 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggaran Badan Gizi Nasional (BGN) untuk tahun 2026 sebesar Rp 268 triliun.

Kepala BGN Dadan Hindayana menyebutkan, jumlah tersebut meningkat sekitar Rp 50,1 triliun dibandingkan pagu indikatif sebelumnya yang senilai Rp 217,8 triliun.

Baca juga: Kepala BGN Curhat ke DPR soal Program Makan Bergizi Gratis: Sudah 2 Bulan Kami Kerja 15 Jam Sehari

"Jadi pada pagu indikatif  akan mendapatkan Rp 217  triliun menjadi Rp 268 triliun dan ini bertambah sekitar Rp 50,1 triliun," kata dia saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) RI, Senin (15/9/2025).

Dadan merinci penggunaannya.

Anggaran sebesar Rp 34, 493 triliun dialokasikan untuk program Makan Bergizi gratis (MBG) yang ditujukan kepada penerima manfaat anak sekolah.

Kemudian, untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita sebesar Rp 3,1 triliun.

Baca juga: Penjelasan BGN terkait Paket MBG Dibagikan dalam Bungkus Plastik Bukan Food Tray

Selain itu, anggaran tambahan juga dialokasikan untuk belanja pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar Rp 3,9 triliun, digitalisasi MBG senilai Rp 3,1 triliun, serta promosi, edukasi, kerja sama, dan pemberdayaan masyarakat sebesar Rp 280 miliar.

Serta tambahan Rp 700 miliar untuk pemantauan dan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh BPOM.

Sementara itu, Rp 412,5 miliar akan dipakai untuk sistem dan tata kelola, termasuk pemanfaatan data status gizi yang dikelola Kementerian Kesehatan dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Ada juga kebutuhan untuk koordinasi penyediaan dan penyaluran, termasuk gaji akuntan, ahli gizi, serta pelatihan penjamah makanan di setiap SPPG, dialokasikan sebesar Rp 3,8 triliun.

Secara klasifikasi, 95,4 persen anggaran atau sekitar Rp 255,5 triliun difokuskan untuk program pemenuhan gizi nasional, sementara 4,6 persen atau Rp 12,4 triliun untuk program dukungan manajemen.

Jika dilihat berdasarkan fungsi, 83,4 persen anggaran dialokasikan ke fungsi pendidikan senilai Rp 223,5 triliun, 9,2 persen ke fungsi kesehatan Rp 24,7 triliun, dan 7,4 persen ke fungsi ekonomi Rp 19,7 triliun.

Sementara dari sisi belanja, 97,7 persen merupakan belanja barang, 1,4 persen belanja pegawai, dan 0,9 persen belanja modal.

"Jika dikategorikan berbasis anggaran operasional dan non-operasional, maka 2,9 persen itu operasional, sementara 97,1 persen non-operasional," tutur Dadan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan