Senin, 29 September 2025

Obat Herbal

Kolaborasi Sido Muncul dan Unnes Bahas Pemanfaatan Obat Herbal untuk Indonesia Sehat

Kajian ilmiah merupakan hal penting untuk memastikan manfaat obat herbal di tengah banyaknya informasi yang masih simpang siur.

Editor: BizzInsight
Tribun Jateng
SEMINAR NASIONAL - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar seminar nasional dengan tema “Pemanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat”, di Ruang B106, Fakultas Kedokteran Unnes, Selasa (2/9/2025). Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat turut hadir dalam kegiatan ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Lebih dari 30.000 spesies tanaman tumbuh di Indonesia dan sekitar 9.600 di antaranya diketahui memiliki khasiat sebagai tanaman obat. 

Untuk itu, pemanfaatan tanaman herbal sebagai obat tradisional telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. 

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang obat herbal pun perlu terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat dengan saintifikasi jamu berbasis penelitian dan pelayanan kesehatan.

Upaya ini salah satunya dilakukan oleh PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) sebagai perusahaan jamu dan herbal terbesar dan termodern di Indonesia. Melalui produk unggulannya, Tolak Angin bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar seminar nasional hybrid dengan tema “Pemanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat” di Ruang B106, Fakultas Kedokteran Unnes, Selasa (2/9/2025). 

Baca juga: Irwan Hidayat: Angkringan Bukan Lagi Warung Pinggir Jalan, Tapi Lokomotif Produk Herbal

Kolaborasi Triple Helix

Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat mengungkapkan, pihaknya bersama Unnes akan menjajaki kerja sama riset lebih lanjut terkait pemanfaatan jamu. 

Hasil riset tersebut nantinya akan dibukukan dalam bentuk compendium sebagai panduan bagi dokter mengenai fungsi dan kegunaan masing-masing herbal.

"Target kami jelas, membuat buku riset tentang produk herbal. Kami bagikan kepada para dokter supaya dokter mempelajari. Mereka nanti akan bisa menggunakan di dalam pelayanan kesehatan," jelasnya. 

Irwan Hidayat juga berharap agar momentum seminar nasional ini dapat dimanfaatkan untuk melanjutkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu atau herbal antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat, yaitu dengan saintifikasi jamu berbasis penelitian dan pelayanan kesehatan.

Saat ini, Sido Muncul pun telah mengembangkan lebih dari 60 produk herbal berbahan tunggal seperti kunyit, temulawak, jahe, daun dewa, hingga kulit manggis. Produk-produk tersebut dinilai memiliki khasiat bagi kesehatan, diantaranya untuk menjaga kesehatan lambung dan liver.

Sementara itu, Rektor Unnes, Prof. Dr. S Martono, M.Si. menyebut bahwa kajian ilmiah merupakan hal penting untuk memastikan manfaat dan keamanan penggunaan obat herbal di tengah banyaknya informasi yang masih simpang siur tentang obat herbal.

Untuk itu, Martono menambahkan, dari sisi akademik, seminar ini juga membuka ruang untuk penelitian dan meluruskan berbagai persepsi yang berkembang di masyarakat terkait obat herbal maupun obat kimia.

"Ini momen yang pas untuk pembelajaran kepada masyarakat dalam pemanfaatan obat herbal," ujarnya. 

Beberapa hasil riset di Unnes disebut telah terbukti secara ilmiah, sehingga tinggal diuji lebih dalam dan dikolaborasikan dengan dunia industri, khususnya bersama Sido Muncul.

Sebagai institusi pendidikan, Fakultas Kedokteran Unnes menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 

Karenanya, dukungan dari industri dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjembatani proses agar hasil penelitian tidak berhenti di laboratorium, melainkan dapat dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat.

"Kami berharap ada kerja sama lebih lanjut dengan Sido Muncul. Di kampus banyak peneliti dan penelitian tentang obat-obatan yang bisa dikolaborasikan. Dengan begitu, hasil riset bisa benar-benar memberi manfaat kepada masyarakat,” jelasnya

Ke depan, Martono berharap ada keseimbangan dalam pemahaman masyarakat bahwa selain obat kimia, juga terdapat alternatif pengobatan berbasis herbal yang tersedia di sekitar. 

"Harapannya ada semacam keseimbangan dalam tatanan di masyarakat bahwa ada obat-obat lain selain obat kimia dan itu ada dan tersedia di sekitar kita," paparnya.

Baca juga: Perusahaan Jamu ini Hadirkan Inovasi Pariwisata, Mulai dari Wisata Edukasi hingga Sport Tourism

Seminar Nasional dengan Diskusi Interaktif

Seminar ke-53 yang dilakukan Sido Muncul sejak 2007 ini diikuti oleh 250 peserta secara hybrid. Peserta seminar berasal dari kalangan kedokteran, apoteker, dan tenaga kesehatan, dengan enam narasumber yang dibagi dalam dua sesi. Masing-masing sesi terdiri dari pemaparan materi dan diskusi interaktif.

Sesi pertama menampilkan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI, Mohamad Kashuri, S.Si,. Apt., M. Farm. yang memaparkan materi “Kebijakan Pengawasan Obat Tradisional dalam Mendukung Program Indonesia Sehat”.

Kemudian, pemaparan dilanjutkan oleh Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi, Dita Novianti Sugandi Argadiredja yang menjelaskan “Kebijakan Obat Tradisional di Pelayanan Kesehatan”.

Sesi pertama ditutup oleh Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, dengan mengangkat tema “Industri Herbal Berbasis Good Manufacturing Practices (GMP)”.

Pada sesi kedua, pemaparan disampaikan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Neni Susilaningsih dengan topik “Uji Manfaat Tolak Angin”. Dilanjutkan oleh Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Ipang Djunarko, dengan topik mengenai “Uji Toksisitas Subkronis Tolak Angin”.

Sesi kedua seminar ditutup oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unnes Prof Mahalul Azam dengan tema “Peran Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang dalam Riset dengan Topik Fitofarmaka”.

Dalam paparannya, ia menekankan tentang pentingnya kolaborasi implementatif dalam pengembangan produk herbal dan fitofarmaka. 

Menurutnya, civitas akademika Fakultas Kedokteran Unnes telah banyak menghasilkan penelitian dan karya terkait obat herbal maupun fitofarmaka. Namun, hasil riset tersebut membutuhkan dukungan lebih lanjut agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

"Beberapa karya akademik di FK Unnes sudah menghasilkan obat herbal bahkan fitofarmaka. Tetapi, untuk masuk ke tahap hilirisasi atau komersialisasi, diperlukan kolaborasi dengan industri dan juga pemerintah agar bisa lebih implementatif,"  jelas Azam.

Sebagai institusi pendidikan, Fakultas Kedokteran Unnes menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sementara itu, dukungan dari industri dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjembatani proses agar hasil penelitian tidak berhenti di laboratorium, melainkan dapat dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat.

“Tri Dharma sudah kami jalankan, tetapi untuk sampai ke masyarakat diperlukan partner strategis. Hilirisasi ini penting, dan sinergi dengan industri maupun pemerintah akan membuat produk herbal karya akademik lebih bermanfaat luas," katanya.

Senada dengan itu, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI, Mohamad Kashuri, S.Si,. Apt., M. Farm. menjelaskan bahwa pemanfaatan obat berbahan alam sebagai alternatif pengobatan memang tidak bisa dijalankan sendiri.

"Pemanfaatan obat bahan alam harus diupayakan secara kolaboratif dengan konsep triple helix: akademisi, bisnis, dan government. Kampus menjadi tempat awal pengembangan riset, sementara industri memastikan produk aman dan bermutu, dan pemerintah memberi regulasi serta pengawasan,” jelasnya.

Penulis: Nurfina Fitri | Editor: Anniza Kemala

Baca juga: Perusahaan Jamu dan Farmasi Ini Salurkan Rp200 Juta untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan