Senin, 29 September 2025

Kebiasaan Balita Minum Kental Manis Masih Marak, Akademisi Ungkap Faktor Pemicu dan Dampaknya

Fenomena ini dipicu oleh kombinasi faktor, mulai dari informasi yang keliru, hingga kondisi ekonomi.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
AI Gemini
KENTAL MANIS - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Selasa (28/1/2025). Kebiasaan memberikan susu kental manis kepada balita masih marak di berbagai daerah di Indonesia yang dipicu kombinasi antara informasi yang keliru, faktor ekonomi, keterbatasan akses, dan budaya konsumsi yang telah terbentuk selama bertahun-tahun. Untuk mengubahnya memerlukan langkah terpadu, mulai dari edukasi publik, pembatasan klaim pada label kemasan, hingga peningkatan akses terhadap sumber gizi yang lebih sehat bagi anak-anak. (AI Gemini) 

Konsumsi berlebihan berisiko memicu masalah kesehatan serius, termasuk penyakit tidak menular (PTM) pada usia anak, yang seharusnya belum muncul di usia dini.

Fakta Kandungan dan Proses Pembuatan Kental Manis

Kental manis adalah produk susu yang dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi, baik segar maupun bubuk, kemudian ditambahkan gula dalam jumlah sangat tinggi (40–50 persen dari total komposisi).

Proses pemanasan dilakukan hingga mencapai tingkat kekentalan tertentu, sementara gula berfungsi sebagai pemanis sekaligus pengawet alami agar produk tahan lama tanpa perlu didinginkan.

Meski berasal dari susu, kandungan protein dan lemaknya lebih rendah dibanding susu murni karena sebagian besar air telah dihilangkan dan digantikan dengan gula.

Kental manis lebih tepat digunakan sebagai pelengkap makanan atau minuman seperti roti, martabak, kue, kopi, dan teh, bukan sebagai pengganti susu untuk balita.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan