Selasa, 30 September 2025

Konsumsi Susu Formula di Indonesia Meningkat, Cakupan ASI Eksklusif Jauh dari Target WHO

Fenomena ini diperparah oleh algoritma media sosial yang seringkali menyasar ibu-ibu muda dengan iklan susu formula yang menawarkan iming-iming aduhai

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: willy Widianto
NATIONAL INSTITUTE OF KOREAN LANGUAGE
PEKAN MENYUSUI SEDUNIA - Ilustrasi susu formula. Pekan Menyusui Dunia yang diperingati setiap 1–7 Agustus kembali menjadi momentum refleksi atas pentingnya Air Susu Ibu (ASI) dalam menunjang tumbuh kembang bayi. Meski manfaatnya sangat besar, Indonesia justru menghadapi kenyataan pahit yaitu menjadi pasar susu formula kedua terbesar di Asia dengan nilai penjualan mencapai lebih dari 1,4 miliar dolar AS per tahun. 

Mulai dari pernyataan bahwa susu formula premium lebih baik hingga narasi bahwa "susu bayi penting", padahal tidak semua sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir.

"Branding premium berarti manfaat premium? Salah. Perbedaannya hanya harga. Tidak ada susu formula yang bisa menandingi ASI," tegas dr. Naomi.

Tak hanya urusan nutrisi, menyusui juga memiliki dampak langsung pada lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. 

Berdasarkan studi WHO dan UNICEF, menyusui secara eksklusif selama enam bulan dapat mencegah hingga 820.000 kematian anak di bawah lima tahun setiap tahunnya secara global. 

Baca juga: Kumpulan Ucapan Pekan ASI Sedunia 2025, Berikut Sejarah Singkatnya

Selain itu, menyusui menghemat sekitar 4.000 liter air per bayi dan mengurangi emisi karbon hingga 700 kilogram CO2 per tahun jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan produksi susu formula yang menghasilkan limbah plastik dan kemasan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan