Selasa, 7 Oktober 2025

Anak Kekurangan Zat Besi Bisa Pengaruhi Prestasi Akademik di Sekolah

Hal ini menunjukkan bahwa banyak anak yang masih mengalami defisiensi zat besi akibat pola makan yang kurang optimal.  

Editor: willy Widianto
HO/SGM Eksplor
KEBUTUHAN ZAT BESI - Dokter Anak Ahli Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) saat Editor Briefing SGM Eksplor, Senin(10/3/2025) di Jakarta menjelaskan bahwa zat besi merupakan nutrisi esensial yang berperan penting dalam perkembangan sistem saraf anak. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan fokus dan memori, sehingga anak lebih sulit menyerap pelajaran di sekolah. 

Laporan Gabriela Irvine Dharma​

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemenuhan zat besi yang cukup sangat penting untuk mendukung perkembangan anak, terutama dalam hal daya pikir, fokus, dan memori belajar.

Baca juga: Wanita Rentan Anemia hingga Ganggu Produktivitas, Penting Pemenuhan Nutrisi, Terutama Zat Besi

Sayangnya, masih banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa kekurangan zat besi dapat berdampak serius pada tumbuh kembang anak.

Bahkan, data terbaru menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia berisiko mengalami kekurangan zat besi, kondisi yang dapat menghambat kemampuan belajar mereka di sekolah.

Terkait dengan hal ini, Dokter Anak Ahli Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Prof Dr  dr Rini Sekartini, Sp.A (K), menjelaskan bahwa zat besi merupakan nutrisi esensial yang berperan penting dalam perkembangan sistem saraf anak.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan fokus dan memori, sehingga anak lebih sulit menyerap pelajaran di sekolah.

"Pada usia pertumbuhan, anak sangat membutuhkan zat besi untuk perkembangan otaknya. Zat besi berfungsi dalam produksi hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Jika asupan zat besi kurang, suplai oksigen ke otak juga terganggu, menyebabkan anak mudah lelah, lesu, sulit berkonsentrasi, dan bahkan prestasi akademiknya bisa menurun,” ujar Prof. Rini saat Editor Briefing yang digelar SGM Eksplor di Jakarta Selatan, Senin(10/3/2025).

Baca juga: Kemenkes Soroti Pola Makan Tak Sehat Sebabkan Remaja Indonesia Alami Anemia

Selain gangguan pada daya pikir kekurangan zat besi juga dapat memicu anemia defisiensi besi, yang gejalanya meliputi kulit pucat, tubuh mudah lelah, serta daya tahan tubuh yang menurun.

Jika dibiarkan dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi menghambat perkembangan kognitif anak secara permanen.

Sebagai bukti nyata kondisi ini di Indonesia, penelitian terbaru dari South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) mengungkapkan bahwa rata-rata konsumsi zat besi anak Indonesia hanya mencapai 65,8 persen dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak yang disarankan.

Hal ini menunjukkan bahwa banyak anak yang masih mengalami defisiensi zat besi akibat pola makan yang kurang optimal.  

Terpisah, data dari World Health Organization (WHO) juga menyebutkan bahwa kekurangan zat besi dapat secara signifikan menghambat perkembangan psikomotor dan mengganggu kinerja kognitif anak.

Baca juga: Hobi Makan Seblak dan Bakso, 8.861 Remaja Putri di Karawang Anemia, Ini Bahayanya Jika Disepelekan

Oleh karena itu, orang tua harus lebih waspada terhadap tanda- tanda kekurangan zat besi pada anak, terutama jika mereka sering tampak lelah, sulit fokus saat belajar, atau kurang bersemangat dalam aktivitas sehari-hari.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved