Sabtu, 4 Oktober 2025

Remaja Rentan Saraf Kejepit, Ini Penyebab dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

Saraf kejepit merupakan kondisi ketika jaringan lunak seperti ligamen, otot, atau bantalan sendi menekan saraf. Penderitanya merasakan nyeri.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
KOMPAS.COM
ILUSTRASI. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saraf kejepit sering kali dikaitkan dengan penyakit orang tua. 

Namun kini, kondisi ini justru makin sering menyerang kelompok usia muda, bahkan anak remaja.

Kondisi ini disoroti oleh dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine, Spesialis Orthopedi Tulang Belakang dari Eka Hospital BSD. 

Baca juga: Penanganan Nyeri Punggung Bawah Akibat Saraf Kejepit

Menurutnya, meningkatnya kasus saraf terjepit di usia muda dipengaruhi oleh kebiasaan yang tidak sehat dan gaya hidup yang keliru.

“Postur dan kebiasaan yang tidak ergonomis inilah yang menyebabkan kelompok usia ini lebih rentan mengalami saraf kejepit,” jelas dr. Asrafi pada media briefing di Jakarta Selatan, Selasa (25/7/2025). 

Saraf kejepit merupakan kondisi ketika jaringan lunak seperti ligamen, otot, atau bantalan sendi menekan saraf. 

Penekanan ini bisa menyebabkan rasa nyeri, kesemutan, hingga kelemahan otot. 

Meskipun bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, area tulang belakang bawah (lumbar) menjadi salah satu lokasi paling umum.

Menurut jurnal Frontiers in Surgery, terjadi peningkatan hingga 6,8 persen kasus saraf terjepit pada anak-anak di bawah usia 21 tahun. 

Hal ini cukup memprihatinkan, mengingat usia muda semestinya menjadi masa produktif yang bebas dari keluhan muskuloskeletal serius.

Beberapa faktor pemicu saraf terjepit pada remaja antara lain kelebihan berat badan (obesitas), duduk terlalu lama, penggunaan gadget berlebihan, hingga olahraga yang tidak tepat.

Kondisi ini bisa dikenali dari gejala seperti mati rasa, kesemutan, sensasi terbakar, nyeri yang menjalar, hingga kelemahan pada tangan atau kaki. 

Orang tua diimbau untuk tidak mengabaikan gejala-gejala tersebut.

“Gejalanya bisa jadi beda-beda tergantung dari area yang mengalami jepitan saraf,” tambah dr. Asrafi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved