Top Rank
9 Makanan yang Dapat Menurunkan Kecemasan: Cokelat, Salmon, hingga Yogurt
Beberapa makanan mengandung nutrisi yang terbukti mampu menenangkan sistem saraf dan mendukung fungsi otak yang sehat.
Penulis:
Widya Lisfianti
Editor:
Pravitri Retno W
Konsumsi cokelat hitam juga dikaitkan dengan penurunan gejala depresi.
Namun, karena kandungan kalorinya cukup tinggi, disarankan untuk mengonsumsinya dalam porsi kecil, sekitar 30–40 gram per hari.
5. Yogurt
Yogurt yang mengandung probiotik dapat meningkatkan hubungan antara usus dan otak (gut-brain axis), serta mendukung produksi neurotransmitter seperti serotonin.
Penelitian menunjukkan konsumsi yogurt probiotik selama 6 minggu mampu meningkatkan suasana hati dan menurunkan kecemasan, terutama pada wanita menopause.
Pastikan memilih yogurt dengan label live active cultures.
6. Teh Hijau
Teh hijau mengandung L-theanine, asam amino yang memiliki efek menenangkan dan dapat menurunkan hormon stres kortisol.
L-theanine juga meningkatkan produksi GABA, dopamin, dan serotonin yang berperan dalam pengaturan suasana hati.
Kandungan EGCG dalam teh hijau turut mendukung kesehatan otak dan membantu mengurangi gejala kecemasan.
7. Almond
Almond mengandung vitamin E dan lemak sehat yang mendukung fungsi otak.
Studi menunjukkan, konsumsi kacang-kacangan secara teratur, termasuk almond, dikaitkan dengan penurunan risiko gangguan suasana hati.
Meskipun efek langsungnya terhadap kecemasan masih perlu dikaji lebih lanjut, almond tetap merupakan camilan sehat yang baik untuk mental.
8. Blueberry
Buah mungil ini kaya akan vitamin C dan flavonoid yang bermanfaat sebagai antioksidan alami.
Penelitian menunjukkan, konsumsi blueberry dapat mengurangi stres oksidatif dan memperbaiki gejala depresi dan kecemasan, terutama pada remaja.
Kandungan antioksidannya juga mendukung regenerasi sel otak yang sehat.
9. Telur
Telur mengandung triptofan, asam amino yang membantu produksi serotonin—neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati.
Selain itu, telur juga menyediakan vitamin D yang diketahui dapat memperbaiki gejala kecemasan dan depresi.
Meski demikian, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi dampaknya secara langsung terhadap kecemasan.
(Tribunnews.com/Widya)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.