Senin, 29 September 2025

Waspadai Varises dan Chronic Venous Insufficiency, Bisa Sebabkan Luka Kronis Hingga Kematian

CVI adalah gangguan aliran darah balik ke jantung akibat kerusakan katup vena, sehingga menyebabkan darah menumpuk di tungkai bawah

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
HandOut/IST
ILUSTRASI VARISES - Varises sering dianggap hanya persoalan kosmetik, padahal kondisi ini bisa menjadi pertanda dari penyakit yang lebih serius, yaitu Chronic Venous Insufficiency (CVI) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Varises sering dianggap hanya persoalan kosmetik, padahal kondisi ini bisa menjadi pertanda dari penyakit yang lebih serius, yaitu Chronic Venous Insufficiency (CVI). 

CVI adalah gangguan aliran darah balik ke jantung akibat kerusakan katup vena, sehingga menyebabkan darah menumpuk di tungkai bawah.

“Pada fase awal, darah yang menumpuk pada pembuluh darah vena tungkai menyebabkan pembesaran vena tungkai yang dikenal juga sebagai varises, reticular vein, dan spider vein,” ungkap dokter spesialis bedah vaskular dan endovaskular di Eka Hospital PIK dr. Bayu Agung Alamsyah, Sp.B, Subsp.BVE(K), FICS, C.Sk, AIFO-K, di Jakarta, Minggu (22/6/2025). 

Seiring waktu, kondisi ini bisa menimbulkan pembengkakan kaki (edema), rasa berat, nyeri saat berjalan, bahkan luka yang sulit sembuh. 

Jika tidak ditangani, infeksi seperti selulitis bisa terjadi dan berkembang menjadi ulkus venosum yang parah, hingga risiko sepsis dan kematian.

Baca juga: Malaysia Catatkan Kasus Kematian Pertama Covid-19 di Tahun 2025: Pasien Idap Jantung dan Diabetes

Faktor Risiko dan Gejala

Beberapa faktor risiko CVI dan varises meliputi peningkatan usia, pekerjaan yang menuntut berdiri atau duduk lama, obesitas, kebiasaan mengangkat beban berat, serta riwayat batuk lama atau sering mengejan.

Gejalanya dapat berupa kaki bengkak, berat, kram, munculnya varises di permukaan kulit, hingga perubahan warna kulit menjadi kehitaman dan luka yang tak kunjung sembuh.

“Pasien mengeluh kaki terasa berat, kram, dan nyeri bila berdiri atau berjalan jauh karena penumpukan cairan di kaki. Hal tersebut dapat mengganggu kualitas hidup pasien,” ujar dr. Bayu.

Pengobatan dan Prosedur Endovaskular

Penanganan CVI dilakukan secara bertahap, mulai dari pemberian obat golongan flavonoid, antibiotik bila ada infeksi, hingga metode kompresi eksternal dan elevasi tungkai.

Namun, tatalaksana definitif adalah tindakan bedah vaskular maupun endovaskular. Beberapa prosedur endovaskular yang kini banyak digunakan antara lain:

1. Endovenous Microwave Ablation (EMWA) dan Laser Endovenous (EVLT):

Menghancurkan vena rusak tanpa sayatan besar.

2. Radiofrequency Ablation (RFA): Menggunakan gelombang panas untuk menutup vena bermasalah.

3. Sclerotherapy dan Vein Glue: 
Menutup vena dengan bahan kimia atau perekat khusus. Pendekatan ini minim invasif dan memungkinkan pasien pulih cepat. 

“Pasien biasanya bisa pulang pada perawatan satu malam, dan kembali beraktivitas dalam waktu singkat,” tutur dr. Bayu.

Jika kamu mengalami gejala-gejala seperti di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter subspesialis bedah vaskular dan endovaskular. 

Penanganan yang tepat dan cepat dapat mencegah komplikasi serius serta memperbaiki kualitas hidup secara signifikan.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan