Senin, 6 Oktober 2025

Kejar Target 2030, Pemerintah Fokus Eliminasi Malaria di Papua

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan Papua akan menjadi fokus pemerintah untuk memberantas malaria pada tahun 2030.

Kemenkes
MENKES - Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyebut, saat bisa menyelesaikan malaria di Papua, maka bisa selesaikan malaria di seluruh Indonesia. Hal itu disampaikan Menkes Budi dalam konferensi pers Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination ke-9 di Bali, Selasa (17/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Papua akan menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk eliminasi malaria pada 2030.

Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyebut, saat bisa menyelesaikan malaria di Papua, maka bisa selesaikan malaria di seluruh Indonesia.

Hal itu disampaikan Menkes Budi dalam konferensi pers Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination ke-9 di Bali, Selasa (17/6/2025).

Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, sebanyak 476 atau sekitar 79 persen telah mencapai status eliminasi.

Namun, lebih dari 93 persen beban kasus malaria nasional masih terkonsentrasi di Papua, wilayah yang memiliki tantangan geografis, sosial, dan aksesibilitas yang kompleks.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenkes mengedepankan beberapa pendekatan utama.

Pertama pencegahan berbasis lingkungan guna mengurangi habitat nyamuk pembawa malaria.

Kedua adalah perlindungan masyarakat melalui distribusi kelambu berinsektisida.

“Dengan bantuan dari Global Fund, sebanyak 3,3 juta kelambu telah kami distribusikan ke masyarakat secara rutin. Ini bagian penting dari pencegahan,” jelas Budi.

Langkah ketiga adalah inovasi melalui Mass Drug Administration (MDA) atau pemberian obat pencegahan malaria secara massal di suatu wilayah.

Uji coba MDA yang telah dilakukan di dua kota menunjukkan penurunan insiden malaria hingga 50 persen.

Baca juga: 90 Persen Kasus Malaria Terjadi di Papua, Banyak Dialami Pekerja di Hutan dan Masyarakat Adat

Namun, pelaksanaan program ini membutuhkan biaya tinggi sehingga saat ini sedang dievaluasi dari segi efisiensi dan keberlanjutannya.

Dalam aspek kuratif, Menkes memastikan bahwa pengobatan tersedia secara luas.

Serta pentingnya deteksi dini dan pengobatan cepat bagi siapa pun yang terinfeksi malaria.

Menkes juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas negara dalam upaya eliminasi, mengingat nyamuk pembawa malaria tidak mengenal batas wilayah administratif.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved