Senin, 29 September 2025

Minimnya Akses Terapi Apheresis di Indonesia, Ancaman Serius bagi Pasien Autoimun dan Kanker Darah

Sayangnya, keterbatasan fasilitas, teknologi, dan tenaga medis terlatih menjadikan terapi ini belum bisa diakses secara merata di Indonesia. Pasien

Penulis: willy Widianto
Istimewa
PENYAKIT DARAH - Dokter spesialis penyakit dalam, konsultan penyakit darah (hematologi-onkologi medik), dr. Toman Tua J. Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM, saat menjadi pembicara dalam peresmian kerja sama PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dan Mandaya Royal Hospital Puri, di Tangerang, Sabtu (14/6/2025).   

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terapi apheresis menjadi harapan baru bagi pasien dengan penyakit berat seperti leukemia dan gangguan autoimun neurologis. Namun di Indonesia, akses terhadap terapi ini masih sangat terbatas. Kondisi ini dikhawatirkan mengancam keselamatan pasien yang membutuhkan penanganan cepat dan presisi.

Terapi apheresis merupakan metode pengobatan yang memisahkan dan membuang komponen darah yang membawa unsur penyakit. Terapi ini efektif untuk menangani kondisi serius seperti krisis myasthenia gravis, Guillain-Barré syndrome, hingga kanker darah.

Sayangnya, keterbatasan fasilitas, teknologi, dan tenaga medis terlatih menjadikan terapi ini belum bisa diakses secara merata di Indonesia. Pasien dengan kondisi kronis yang membutuhkan apheresis kerap terpaksa menunggu atau mencari perawatan ke luar negeri.

Menjawab tantangan tersebut, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menggandeng Mandaya Royal Hospital Puri untuk menghadirkan layanan terapi apheresis di Jakarta. Kolaborasi ini diresmikan dalam acara bertema "Discovering Apheresis: A Therapy for Blood Cancers and Neurological Autoimmune Disorders” pada Sabtu, 14 Juni 2025.

“Kami percaya bahwa setiap pasien, terutama yang menghadapi penyakit serius seperti kanker darah atau gangguan autoimun, berhak mendapatkan akses terhadap terapi terbaik. Melalui dukungan kami kepada Mandaya Royal Hospital Puri, kami ingin memastikan teknologi apheresis tidak hanya menjadi wacana, tapi benar-benar bisa diakses oleh masyarakat yang membutuhkan,” kata Heru Firdausi Syarif, Direktur Utama IRRA.

Baca juga: Kemenkes: Waspada Covid-19 usai Pulang Haji, Periksa ke Dokter saat Alami Demam - Batuk

Dalam acara tersebut hadir lebih dari 200 peserta yang terdiri dari dokter umum, spesialis penyakit dalam, dan spesialis neurologi. Para dokter menyambut positif layanan baru ini, mengingat apheresis dapat memperpanjang harapan hidup pasien dan mencegah kondisi kritis seperti gagal napas.

Dr. Ben Widaja, Presiden Direktur Mandaya Hospital Group, menambahkan bahwa kehadiran terapi apheresis akan melengkapi layanan pusat kanker terpadu dan pusat neurologi Mandaya. “Tentunya, dengan ini diharapkan pasien tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan akses perawatan, karena Mandaya sudah menghadirkan perawatan yang masih tergolong langka ini,” ujarnya.

Pihaknya kini diperkuat dengan peralatan medis canggih untuk apheresis, termasuk perangkat yang mampu mengolah darah secara real-time dan menyesuaikan terapi dengan kondisi klinis pasien. Teknologi ini diklaim membuat prosedur lebih presisi, cepat, dan aman.

Heru juga menegaskan komitmen jangka panjang IRRA dalam menghadirkan teknologi kesehatan ke berbagai wilayah di Indonesia.

Ia menyampaikan, “Infrastruktur kesehatan di Indonesia tengah berkembang pesat. Kami ingin menjadi bagian dari transformasi itu, tidak hanya dengan menyediakan alat, tetapi juga melalui edukasi, pelatihan tenaga medis, dan advokasi kebijakan kesehatan berbasis teknologi.”

Baca juga: Demam Berkepanjangan, Waspada Tanda Awal Kanker Darah Segera Periksa ke Dokter

Melalui kerja sama ini, IRRA dan Mandaya berharap terapi apheresis bisa menjadi bagian dari standar penanganan medis untuk kasus-kasus berat di Indonesia. Kolaborasi serupa juga akan terus dijajaki di rumah sakit lain demi memperluas jangkauan layanan.

“Harapan kami, terapi apheresis akan menjadi bagian dari standar penanganan medis untuk kasus-kasus berat di Indonesia. Dengan teknologi yang tepat dan kerjasama yang kuat antara berbagai sektor, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tutup Heru.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan