Kamis, 2 Oktober 2025

Berawal Kelopak Mata Turun, Ini Kisah Tata yang Mengalami Autoimun Langka

Di usianya yang relatif muda, Anissa Kharisma R divonis mengidap penyakit langka Miastenia Gravis (MG).

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/ Aisyah
AUTOIMUN - Penyintas Myasthenia Gravis Anissa Kharisma R berbagi kisah dalam dalam acara Health Talk bersama Yayasan Miastenia Gravis Indonesia (YMGI) dan Menarini di Jakarta Selatan, Sabtu (12/7/2025). Myasthenia Gravis termasuk jenis penyakit autoimun langka. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika kelopak matanya mulai turun, Anissa Kharisma R atau yang akrab disapa Tata seorang perempuan muda tak pernah menyangka bahwa perubahan kecil itu, menjadi pintu masuk ke dunia yang sama sekali baru.

Di usianya yang masih terbilang muda divonis mengidap penyakit langka Miastenia Gravis (MG).

Ia hanya ingin tampak lebih segar, lebih “simetris,” sebagaimana harapan khas perempuan muda terhadap penampilan. 

Baca juga: Makanan yang Perlu Dikonsumsi Pasien Autoimun 

Namun langkahnya ke dokter mata membuka perjalanan panjang penuh keteguhan, edukasi, dan pengabdian pada sesama.

“Namanya masih muda, ibu, bapak, saya pingin dong ya kelopak matanya cantik ya. Akhirnya saya ke dokter mata,” kisah Tata dalam acara Health Talk bersama Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia (YMGI) dan Menarini di Jakarta Selatan, Sabtu (12/7/2025). 

Ketika tes Elektromiografi dilakukan dan Neostigmin diberikan, hasilnya membuat semua pertanyaan terjawab. 

Dari sana, diagnosis Miastenia Gravis ditegakkan. Salah satu yang langsung dilakukan Tata adalah mencari informasi. 

Ia menyadari betul bahwa MG bukan penyakit yang banyak diketahui orang, bahkan oleh sebagian tenaga medis. 

Tata menjelajahi media sosial dan akhirnya menemukan komunitas YMGI yang kelak menjadi jangkar emosionalnya.

“Saya sangat bersyukur bisa ketemu dengan bapak, ibu di grup, kita saling sharing. Yang akhirnya membuat saya nggak takut lagi untuk cek lebih lanjut," kisahnya. 

Komunitas tidak hanya memberi dukungan moral, tetapi juga membuka akses informasi tentang prosedur medis dan jenis pengobatan yang bisa dijalani. 

Tata menjalani CT Scan thorax dan ditemukan adanya pembesaran kelenjar timus (hiperplasia), kondisi yang umum pada pasien MG. 

Ia kemudian menjalani timectomy, yaitu operasi pengangkatan kelenjar timus yang menurutnya menjadi titik balik.

Awalnya, seperti banyak pasien lain, Tata diliputi rasa takut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved