Sisa Asap Rokok yang Menempel di Mobil Sangat Berbahaya, Bisa Berubah Jadi Senyawa Kimia Baru
Racun rokok yang menempel di berbagai permukaan bisa bereaksi dengan zat kimia lain di sekitarnya.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bahaya rokok ternyata tidak hanya mengintai saat asapnya mengepul. Sisa racun dari rokok atau yang dikenal dengan third hand smoke, bisa bertahan di permukaan benda, pakaian, bahkan kendaraan, dalam waktu yang cukup lama.
Baca juga: Area Merokok Ditambah, Expo Osaka 2025 Juga Perangi Serbuan Serangga Pengganggu
Parahnya, zat-zat ini bisa berubah menjadi senyawa baru yang lebih berbahaya. Racun rokok yang menempel di berbagai permukaan bisa bereaksi dengan zat kimia lain di sekitarnya.
Misalnya, polusi udara dari luar ruangan bisa memicu reaksi kimia baru yang sulit diprediksi. “Zat barunya ini bisa sangat berbahaya atau cuma berbahaya saja, tergantung apa yang terbentuk,” ungkap Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia (KG) dr Santi dilansir dari kanal YouTube Sonora FM, Rabu (11/6/2025).
Situasi semakin pelik ketika kita bicara soal kendaraan pribadi. Mobil yang sering dipakai untuk merokok menyimpan sisa racun di jok, plafon, karpet, dan seluruh interiornya.
Sayangnya, membersihkan kendaraan dari racun rokok bukanlah hal mudah. Larutan pembersih biasa, bahkan sabun dan air, sering kali tidak cukup.Jika ingin membersihkan secara menyeluruh, perlu menggunakan bahan asam seperti cuka.
Tapi, tentu tidak semua bagian mobil bisa dibersihkan dengan zat asam. “Makanya memang susah. Tidak bisa dihindari juga,”kata dr Santi.
Dalam kondisi parah, satu-satunya cara efektif adalah mengganti jok, mengecat ulang interior, atau melakukan perombakan total. Solusi sederhana yang bisa dilakukan adalah membuka jendela lebih sering agar ventilasi berjalan lancar.
Baca juga: Anak Terpapar Asap Rokok Berisiko Infeksi Mycoplasma Pneumoniae
Setidaknya, ini bisa membantu mengurangi konsentrasi racun yang mengendap di udara dalam kendaraan. Selain kendaraan, ruangan khusus merokok juga sering dianggap sebagai area yang lebih “aman” untuk merokok.
Namun, menurut para ahli, ini justru bisa menjadi bumerang. Semua perokok berkumpul di satu ruangan yang pekat dengan asap.
Akibatnya, tubuh mereka akan menyerap racun dalam jumlah besar. "Justru ruangan khusus merokok itu bisa jadi senjata makan tuan,” kata dr Santi lagi.
Pasalnya, racun-racun yang menempel di dalam ruangan itu sangat tinggi konsentrasinya. Ketika keluar dari ruangan tersebut dan bertemu orang lain, sisa racun yang menempel di tubuh, pakaian, dan rambut bisa menyebar ke orang sekitar.
Karena itu, jika memang ingin merokok, dianjurkan dilakukan di tempat terbuka. Merokok di udara bebas memang tetap berisiko, namun setidaknya racun tidak mengendap dan tidak mudah menempel di permukaan sekitar.
“Merokok di udara bebas cenderung dalam tanda kutip lebih aman daripada merokok di ruangan,” jelasnya.
Baca juga: Apakah Merokok Membatalkan Puasa? Simak Penjelasannya
Bukan berarti menjadi solusi sehat, tapi bisa mengurangi risiko menularkan racun kepada orang lain.
Dengan berbagai risiko yang terus mengintai bahkan setelah asap rokok menghilang, kesadaran untuk merokok di tempat yang aman, atau berhenti sama sekali, menjadi pilihan terbaik demi kesehatan bersama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.