Senin, 29 September 2025

Pekerja Shift Malam Berisiko Alami Penyakit Jantung dan Pembekuan Darah, Hindari Makan Berat

Studi menunjukkan makan berat saat begadang dapat terjadi peningkatan tekanan darah, stres pada sistem saraf jantung dan pembekuan darah.

TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
DAMPAK BEGADANG - Selain mengantuk berlebihan dan sering menguap, kurang tidur akibat begadang akan berpengaruh kepada kondisi emosi, kemampuan kognitif, dan fungsi otak. Efek begadang bagi kesehatan juga meningkatkan risiko penyakit, seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, kanker, dan penyakit jantung. Selain itu dampak buruk yang lainnya adalah kulit wajah akan tampak lebih tua, berat badan naik, depresi, pelupa, menurunkan libido dan meningkatkan risiko kematian. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pekerja shift malam berisiko mengalami penyakit jantung. Hal ini dilandasi adanya perubahan pola tidur dan pola makan.

Baca juga: Remaja Jangan Sering Begadang, Bisa Merusak Mood hingga Depresi

Studi menunjukkan makan berat saat begadang dapat terjadi peningkatan tekanan darah, stres pada sistem saraf jantung, dan risiko pembekuan darah.

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) IPB University, dr Agil Wahyu Wicaksono M Biomed menerangkan, makan terlalu malam meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Kondisi ini juga berlaku saat tidak membiasakan diri untuk sarapan sehat di pagi hari. Untuk itu, mengatur jam makan sangat penting.

“Ketidakteraturan makan, terutama jika mengganggu ritme sirkadian tubuh seperti begadang dapat memperburuk kondisi metabolik secara keseluruhan,” kata dia dikutip Senin (9/6/2025).

Studi besar NutriNet-Santé menemukan, orang yang makan pertama setelah pukul 09.00 dan terakhir setelah pukul 21.00 memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung dan stroke.

Baca juga: Yuk, Lindungi Jantung Sejak Dini! Jangan Abaikan Nutrisi Ini

American Heart Association menyatakan bahwa makan terlalu dekat dengan waktu tidur (kurang dari dua jam sebelumnya) berisiko menyebabkan obesitas dan sindrom metabolik.

Fakta ini menegaskan, makan di waktu yang sesuai dengan ritme alami tubuh memberikan perlindungan terhadap kerusakan jantung, bahkan bagi mereka dengan pola tidur atau aktivitas tidak biasa.

“Strategi pola makan seperti early time restricted eating (eTRE) dan metode intermittent fasting seperti alternate day fasting (ADF) juga terbukti bermanfaat untuk menurunkan berat badan, tekanan darah, dan memperbaiki kadar lemak darah,” ungkapnya.

Dengan demikian, mengatur waktu makan agar selaras dengan ritme alami tubuh adalah langkah sederhana namun efektif untuk mencegah dan mengelola penyakit kardiovaskular.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan