Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Kepala BPOM Ungkap Kontaminasi Bahan Mentah Jadi Salah Satu Penyebab Utama Kasus Keracunan Menu MBG

BPOM menjelaskan sejumlah penyebab utama kasus keracunan akibat santap Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Penulis: Chaerul Umam
Tribunnews/Mario Christian Sumampow
KERACUNAN MBG -Tampilan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari kedua di SDN 06 Pulogebang, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025). BPOM menjelaskan sejumlah penyebab utama kasus keracunan akibat santap Makan Bergizi Gratis (MBG).  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan sejumlah penyebab utama kasus keracunan akibat santap Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengungkapkan, kasus keracunan MBG sebanyak 17 kejadian di 10 provinsi dan tercatat per 6 Januari hingga 12 Mei 2025.

Baca juga: Keracunan Menu MBG di Bogor Jadi KLB, BPOM: Perlu Diperbaiki Tata Kelola Penyimpanan Bahan 

Hal itu disampaikan Taruna dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI pada Kamis (15/5/2025).

"Kejadian luar biasa keracunan pangan pada program MBG 2025 menurut data yang kami miliki bahwa ada 17 kejadian luar biasa keracunan pangan terkait dengan MBG di 10 provinsi yang teridentifikasi," kata Taruna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Baca juga: Dapur MBG Sekolah Bosowa Dinonaktifkan setelah 223 Siswa dan Guru Keracunan di Kota Bogor

Ia mengungkapkan, penyebab pertama yaitu adanya kontaminasi awal bahan pangan. 

Menurut dia, ada sumber kontaminasi pada bahan mentah atau saat pengolahan serta penyimpanan makanan.

"Dengan sumber kontaminasi bahan mentah lingkungan pengelola, penjamin, dan kita belajar dari kondisi kejadian ini supaya berikutnya tidak terjadi lagi," ucapnya.

Penyebab kedua, kata Taruna, yakni pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri. 

Kondisi ini dipengaruhi dari suhu dan waktu penyimpanan serta saat pengolahan makanan.

"Contohnya ada beberapa makanan dimasak terlalu cepat sehingga lambat distribusikan. Sehingga menimbulkan kejadian luar biasa atau pada anak-anak kita," ucapnya.

Penyebab ketiga yakni adanya kegagalan pengendalian keamanan pangan. 

Hal ini berkaitan dengan sanitasi dan higienitas. Taruna mengatakan, hal itu perlu dijelaskan karena berkaitan dengan evaluasi dapur yang memproduksi pangan MBG. 

BPOM siap memberikan pendampingan berkaitan sistem yang tepat di dapur yang memproduksi MBG.

"Badan POM berkomitmen untuk memberikan pendampingan pada petugas khususnya yang berhubungan dengan dapur," tandasnya.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan