Kasus Kanker Diprediksi Meningkat Tahun 2050, Lakukan Deteksi Dini Segera
diperkirakan lebih dari 35 juta orang akan terdiagnosis kanker pada tahun 2050, meningkat 77 persen dibandingkan 20 juta kasus pada tahun 2022.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menegaskan bahwa PPRO bersama Manajemen dan Karyawan hadir untuk memberikan dukungan penuh bagi para pejuang kanker. Kami berharap mereka tetap kuat, bersemangat, dan terus menjalani hidup dengan penuh harapan,” ujar Afrilia Pratiwi, VP Corporate Secretary PPRO ditulis di Jakarta, Jumat (14/2/2025).
Selaras dengan tema Hari Kanker Sedunia 2025, United by Unique atau “Bersatu Melalui Keunikan”, serta sejalan dengan visi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam kategori Good Health and Well-Being, PPRO berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan inklusif bagi semua.
PPRO percaya bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang lebih sehat, setara, dan berkelanjutan.
Melalui program ini, juga diharapkan dapat menginspirasi dan memberikan dukungan semangat juga motivasi bagi para penyintas kanker. Dengan semangat kebersamaan, PPRO mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berkontribusi dalam mendukung perjuangan mereka menuju kesembuhan dan kehidupan yang lebih baik.
Deteksi Dini Kanker
Dikutip dari Kementerian Kesehatan, sayangnya di Indonesia, banyak pasien datang dalam kondisi stadium lanjut, sehingga tingkat keberhasilan pengobatan menurun dan biaya perawatan meningkat.
Padahal, hingga 50 persen kasus kanker bisa dicegah dengan pola hidup sehat seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, tidak merokok, menghindari alkohol, serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Sebagai bagian dari strategi nasional, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker 2024-2034 untuk memperkuat skrining dan deteksi dini.
Rumah Sakit Kanker Dharmais, mengembangkan layanan skrining berbasis risiko melalui inovasi I-Care (Indonesia Cancer Risk Examination).
Teknologi ini memungkinkan masyarakat melakukan deteksi dini risiko kanker dengan pemeriksaan genetik menggunakan sampel darah, yang dapat mendeteksi risiko kanker payudara, kolorektal, lambung, prostat, dan paru.
Selain itu, upaya deteksi dini kanker serviks semakin diperluas dengan skrining menggunakan metode HPV DNA yang lebih sensitif dibandingkan metode konvensional.
Pemerintah juga terus mendorong vaksinasi HPV bagi anak perempuan usia 11-12 tahun untuk mencegah kanker serviks sejak dini. Program ini telah menjadi bagian dari Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan terus diperluas cakupannya.
Dukungan moral, empati, dan kepedulian dari lingkungan sekitar sangat dibutuhkan agar pasien dapat menjalani perawatan dengan lebih baik.
Dengan skrining rutin, pola hidup sehat, serta kolaborasi semua pihak, angka kejadian dan kematian akibat kanker dapat ditekan. (*)
Kanker Tulang Bisa Serang Segala Usia, Bisakah Disembuhkan? Ini Kata Dokter |
![]() |
---|
Gejala Kanker Tulang Sering Disangka Nyeri Biasa, Dokter Jelaskan Apa Bedanya |
![]() |
---|
Sebulan Mpok Alpa Tiada, Aji Darmaji Minta Penetapan Wali Atas Anak, Alasannya Bukan karena Warisan |
![]() |
---|
Arbani Yasiz Merawat Mawar Dejongh yang Mengidap Kanker |
![]() |
---|
Peluang Sembuh Kanker Nasofaring, Asal Cepat Terdeteksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.